Kapal MV Viking yang merupakan kapal buruan oleh banyak negara terkait ilegal fishing dan tertangkap di perairan Indonesia, dan dibawa ke Pangandaran untuk di tenggelamkan dan dijadikan monumen perlawanan terhadap ilegal fishing yang tengah di galakkan oleh kementrian kelautan dan perikanan Indonesia pada 14 Maret yang lalu, menuai polemik.
Pangandaran sebagai daerah tujuan wisata sampai saat ini masih dikeluhkan terkait dengan lamanya jarak tempuh untuk berlibur dan menikmati keindahan alamnya, beberapa keluhan sempat di sampaikan wisatawan meski jalan bagus namun jarak tempuh masih sangat lama, untuk Jakarta Pangandaran bisa mencapai 9 jam, dan Bandung Pangandaran sampai 7 jam, belum lagi kalau keadaan libur panjang jarak tempuh dapat bertambah lama sekitar 3 jam, jadi wisatawan terlanjur kecapean di perjalanan dan berlibur pun menjadi tidak maksimal karena sudah dihantui harus menempuh jalan yang sama ketika pulang liburan.
Cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini, memaksa sebagian nelayan di Pangandaran mengurungkan niatnya untuk melaut, karena dikhawatirkan terjadi badai di tengah mereka sedang mencari nafkah, akibatnya banyak nelayan yang memilih beraktifitas di rumah mereka masing-masing, entah itu memperbaiki alat tangkap ikan mereka atau dimanfaatkan untuk memperbaiki perahu mereka yang sempat hanyut di terpa gelombang pasang.
Pangandaran selain sebagai daerah penghasil ikan juga terkenal dengan penghasil kayu, dan merupakan salah daerah penyumbang kayu guna memenuhi kebutuhan akan kayu di berbagai daerah di Jawa Barat. Seiring sejalan dengan produksi kayu di berbagai kawasan di Pangandaran menyisakan berbagai limbah kayu baik papan maupun akar bekas penebangan kayu, dan peluang itulah yang di baca Hendri pengusaha yang berasal dari Banyumas, dengan menamai usahanya tersebut dengan "Unique Projects".
Kebijakan pemerintah yang menggratiskan pengobatan bagi warga Pangandaran yang di keluarkan beberapa waktu lalu setelah terpilihnya Bupati devinitif, mendapat perhatian dan sorotan dari masyarakat. Sangat dirasakan manfaatnya bagi warga masyarakat Pangandaran dan warga juga memperhatikan dan merasakan langsung karena mempertaruhkan kesehatan bahkan hingga jiwa warga. Dimana layanan kesehatan Pangandaran masih sekelas Puskesmas dan keberadaan Rumah Sakit masih menunggu realisasi.
Gerakan sadar wisata dan aksi Sapta pesona yang dilaksanakan pada awal bulan April yang lalu diramaikan dengan seni tabuhan atau band yang alat-alat band tersebut memanfaatkan barang bekas dan diiringi oleh tarian dengan penari yang mengenakan pakaian juga terbuat dari barang-barang bekas menyesuaikan dengan tema acara tersebut sebagai aksi sadar wisata dan sapta pesona.
Masa reses adalah masa di mana Anggota DPR melakukan kegiatan di luar masa sidang, terutama di luar gedung DPR, dan anggota DPR komisi 10 yang konsern terhadap pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan dalam hal ini diwakili langsung oleh Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri atau yang lebih di kenal dengan Puti Guntur Soekarno yang juga cucu dari presiden pertama RI memilih Kabupaten Pangandaran sebagai daerah kunjunganya.
Memasuki musim panen kali ini ada hal yang unik terjadi, mengingat untuk pertama kalinya setelah otonomi daerah Kabupaten Pangandaran memiliki bupati definitif, ada inisiasi dari Dinas Kelautan Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Pangandaran, para petani, BKPK, BP3K, dan KTNA untuk merayakanya dengan menyambut musim panen ini dengan panen raya yang diadakan seremonial oleh bupati dan wakil bupati terpilih untuk mengawali musim panen di Kabupaten Pangandaran.
Sudah jalan hampir 3 bulan layanan kesehatan gratis di seluruh puskesman di kabupaten Pangandaran diberlakukan sejak Januari lalu, dan kini mulai dirasakan manfaatnya, semenjak diberlakukanya layanan ini disejumlah puskesmas mengalami peningkatan jumlah pasien yang berobat, dan benar ketika warga Pangandaran banyak yang terserang penyakit tipes hampir seluruh ruangan puskesmas Pangandaran khususnya dipenuhi pasien.
Memasuki musim penghujan ini petani buah justru menuai berkah, pohon-pohon buah yang mereka tanam dan rawat mulai menunjukkan hasilnya, buah-buahan berupa Manggis, Dukuh, Rambutan, dan Alpukat sudah dapat mereka panen dan di pasarkan.