Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin, menegaskan bahwa Pantai Pasir Putih Pangandaran masih berada dalam kategori Cagar Alam Laut. Baginya, perlu ada perubahan status tersebut untuk menghindari pelanggaran.
Liburan sekolah ke Pangandaran bisa lebih mengasyikan dengan bermain-main bersama merak di Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pananjung. Lokasinya berada di antara pantai barat dan timur Pangandaran.
PANGANDARAN,mypangandaran.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Pangandaran menyebutkan, bahwa spesies atau jenis hewan di Cagar Alam saat ini mencapai ratusan. Beberapa diantaranya bahkan tergolong hewan yang sangat dilindungi keberlangsungan hidupnya.
Taman Wisata Alam Pangandaran atau Cagar Alam di Kabupaten Pangandaran menjadi tempat hidup aneka satwa langka yang dilindungi, banyak sekali jenis-jenis binatang atau satwa langka yang hidup di dalamnya, diantaranya adalah tando atau tupai bersayap yang bisa terbang.
Keberadaan Bunker Jepang atau yang dikenal dengan sebutan Goa Jepang oleh orang Pangandaran menjadi bukti bahwa Pangandaran pernah menjadi salah satu pangkalan tentara Jepang di Indonesia untuk menghalau serangan sekutu yang datang dari Samudera Hindia melalui Pantai Selatan Jawa.
Sejak dibukanya kembali objek wisata Pantai Pangandaran sebulan yang lalu, wisatawan sudah mulai ramai berdatangan ke Pangandaran, Namun objek wisata Cagar Alam belum juga dibuka untuk wisatawan.
Upaya pelestarian cagar budaya di Pangandaran terkendala aksi vandalisme. Beberapa bunker yang dibuat pada masa pendudukan Jepang yang berada di kawasan Cagar Alam Pangandaran "dirusak" dengan aksi corat-coret oleh orang tidak bertanggung jawab.
Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Cagar Alam Pangandaran, sedang melayani pengunjung Taman Wisata Cagar Alam Pangandaran. Lonjakan pengunjung terlihat saat libur lebaran kemarin (10/6/2019).
Tiket masuk objek wana wisata Taman wisata Cagar Alam mengalami keaikan hingga 80% seperti yang di sampaikan Kepala Resort BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Pangandaran Yana Hendrayana. Beliau juga menyatakan bahwa ,