Kawasan ekonomi khusus (KEK) merupakan program penetapan status sebuah kawasan oleh pemerintah pusat yaitu Dinas Priwisata RI yang telah menetapkan 7 destinasi pariwisata unggulan Indonesia termasuk Kabupaten Pangandaran, yang tujuanya akan memudahkan para investor dengan ditopang dengan pelayanan terpadu satu pintu yang disediakan pemerintah.
Setelah terlaksananya sertifikasi pemandu ekowisata bagi para pemandu wisata di kabupaten Pangandaran pada tahun 2016 lalu yang di fasilitasi oleh dinas pariwisata RI yang di pelaksanaanya di lakukan oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP) Pramindo Yogyakarta bersama Kompepar Kabupaten Pangandaran dan HPI Pangandaran, bagi yang telah bersertifikat HPI Pangandaran membuka kesempatan untuk menginjak jenjang selanjutnya sebagai parmuwisata yang berlisensi dari HPI.
Program relokasi yang merupakan bagian dari rencana besar penataan ruang di kawasan wisata utama Kabupaten Pangandaran selama tahun anggaran 2017 terus di geber, salah satunya adalah penataan pedagang pantai yang sesuai pendataan terakhir berjumlah 1.389 pedagang, yang akan di relokasi di 4 tempat berbeda di daerah wisata Pangandaran kini kios-kios tersebut tengah dimulai pembangunanya, dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2017 ini.
Setelah ramai dengan jembatan pelangi nya, desa wisata Margacinta tak berhenti terus melakukan inovasi atraksi wisata, selain berdiri terlebih dahulu kampung Badud sebagai kawasan budaya, taman Leretan dengan segala kaunikanya mulai dari menara selfie, ruang DNA, dan yang lainya, kini atraksi Flying fox pun di melengkapi kesemuanya itu.
Guna meminimalisir kebocoran di pintu masuk Pangandaran, ke depan akan diberlakukan tiket elektronik bagi pengunjung yang berlibur ke Pangandaran, uji coba pun sudah dilakukan pada hari Minggu (27/03) kemarin yang langsung di lakukan gunting pita oleh Bupati Pangandaran, dan mulai diberlakukan e-tiketing secara resmi mulai bulan Mei mendatang.
Konsistensi Bupati Pangandaran untuk merubah wajah kabupaten Pangandaran pada tahun-tahun pertama pemerintahanya terus konsisten di lakukan dimulai merancang dengan para ahli hingga akademisi, dimulai dari pembanguan rumah sakit, penataan pedagang kaki lima yang ada di pesisir Pantai Pangandaran, ruang terbuka hijau dan relokasi bangunan hingga penerapan e-tiketing , dan Kamis (23/03) yang lalu tepatnya di aula Gedung Islamic Center Pangandaran bupati langsung mensosialisasikan hal tersebut.
Wujud dari komitmen kabupaten Pangandaran di tahun 2017 akan ada perkembangan dan perubahan wajah pariwisata yang mengandung misi menjadikan derah tujuan wisata yang mendunia, di wujudkan awal dengan berdirinya taman terbuka hijau di kawasan ujung jalan Boulevard Pangandaran.
Batu Hiu sebagai salah satu daya tarik wisata unggulan kelas satu di kabupaten Pangandaran kini terus berbenah diri. Kondisi yang kurang perhatian dari pemerintah daerah tidak dijadikan alasan para pemuda dan pengurus kelompok masyarakat penggerak pariwisata (Kompepar) DTW Batu Hiu bersama stakeholder wisata serta warga sekitar.
Pangandaran sebagai magnet dan salah satu magnet daya tarik wisata di Jawa Barat dengan kepemimpinan bupati yang baru terus berbenah dan membangun, baik di infrastuktur, sumberdaya manusia, maupun di bidang keamanan nya, sesuai dengan visi dan misi menjadi destinasi wisata berkelas dunia, dan bersapta pesona.
Dinas pariwisata dan kabupaten Pangandaran melalui bidang bina usaha pariwisata menyelenggarakan pelatihan penyusunan standarisasi operational procedure pelayanan (SOP) bidang usaha MICE, akomodasi, pramuwisata, Spa, serta makanan dan minuman selama 4 hari berturut-turut di aula rapat Tirta Bahari Green Canyon Cijulang pada tanggal 13-16 Februari 2017.