Bandung, myPangandaran - Hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, sejumlah Travel Agent di Pangandaran belum sepenuhnya memanfaatkan Social Media sebagai media untuk promosi. Hal itu terlihat dari persentase hasil akhir penelitian yang menunjukan angka sekitar 74%.
Penelitian yang dilakukan selama 2 minggu di Pangandaran dengan beberapa sampel agen perjalanan wisata dan juga masyarakat umum dipaparkan dalam Seminar Nasional yang bertajuk Seminar Nasional Bisnis Terapan di Kampus STP, Jl. Setiabudi Bandung (28/11). Dalam kesempatan itu, para penyaji dan juga peneliti yang terdiri dari Dimas Dwi Saputra, Egia Yuninta Depari, Marvella Delita Lumempouw, Muhammad Fitri Akbar, Nuroctiana Ginting dan Shabrina Hana Talitha memaparkan bahwa penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang dikombinasikan dengan dokumentasi meneliti berbagai aktifitas yang dilakukan Travel Agent. Sebagai acuannya, para mahasiswa menggunakan teori 4C (Context, Communication, Collaboration, dan Connection).
Dari keseluruhan indikator, hanya Collaboration yang memiliki nilai paling rendah diantara indikator lainnya. Hal ini salah satunya belum dilakukannya kolaborasi dengan influencer dan juga public figur untuk melakukan endorsement layanan wisata yang ada di pangandaran. Fokus penelitian yang dilakukan adalah pemanfaatan social media khususnya Instagram.
Pada kesempatan yang sama, hadir sebagai penelaah adalah Adi Sumaryadi selaku CEO MyPangandaran, Bapak Torang Nasution dari Kementrian Pariwisata dan Juga Ibu Dinda, Dosen Universitas Gunadarma. Keseluruhan penelaah dan narasumber mengapresiasi penelitian yang telah dilakukan dan diharapkan dapat menjadi bahan untuk peningkatan kualitas promosi khususnya di Pangandaran.