Pangandaran,myPangandaran.com-Sepasang anak baru gede (ABG) yang sedang berpacaran di atas tanggul
pemecah gelombang di Pantai Timur Pangandaran, kemarin, tiba-tiba
kesurupan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00. Sejoli yang
kerasukan adalah Yes, warga Kecamatan Sidamulih berusia 15 tahun. Dan,
Sat, warga Pangandaran berusia 16 tahun.
Informasi yang dihimpun, Yes berangkat dari Sidamulih bersama enam temannya. Setibanya di
Pantai Timur, Yes berpisah dengan rombongan. “Yes berdua sama pacarnya
duduk di ujung tanggul, memilih duduk di ujung tanggul. Saya nggak tahu
kejadian awalnya bagaimana, tiba-tiba mereka berdua teriak-teriak,”
tutur Fitri, salah seorang teman Yes.
Melihat kejadian tersebut,
Fitri bersama teman-temannya membawa Yes dan Sat ke tepi jalan raya.
Namun bukannya sembuh, keduanya malah makin menjadi. Mereka
menjerit-jerit dan meronta-ronta. “Matanya melotot terus,” terang dia, kemarin.Untuk itu, Fitri bersama teman-temannya
memutuskan membawa Yes pulang ke Sidamulih menggunakan motor. Yes
dibonceng dengan diapit dua temannya. Di Jalan Kidang Pananjung
Pangandaran --tepatnya di depan Radio RIS-- Yes kembali meronta. Yes
berusaha loncat dari motor hingga hampir jatuh. “Dia seperti ketakutan,
terus-terusan menjerit, katanya ingin pulang,” tuturnya.
Setelah
diturunkan dari motor, Yes berguling-guling di pinggir jalan. Kontan
kejadian tersebut membuat pengendara yang melintas serta warga sekitar
heboh. Yes dibawa warga ke rumah penduduk. Namun tak kunjung sadar,
bahkan memaki-maki warga yang berusaha menenangkannya. “Jangan ganggu,
saya ingin pulang,” ungkap Yes berulang-ulang dengan nada tinggi.
Karena
tak bisa ditenangkan, warga kembali membawa Yes ke Pantai Timur, tempat
pertama kali Yes kesurupan. “Sepertinya yang ngomong penunggu (mahluk
gaib, red) di sana (Pantai Timur). Makanya saya membawanya ke sana
lagi,” tutur Kadir, salah seorang warga yang melintas di tempat kejadian
dan berusaha menenangkan korban.Di lokasi tanggul pemecah ombak,
Yes dibaringkan. Setelah diberi minum, korban bisa tenang. “Sepertinya
penunggu di sini (Pantai Timur) ke ganggu sama anak-anak ini,” tutur
Kadir, pria yang berprofesi sebagai pencari udang karang (lobster) itu.
Dikatakannya,
di kawasan Pantai Timur dulu terdapat pemakaman warga. Namun makam
tersebut telah dipindahkan karena dirasakan kurang nyaman bagi daerah
wisata. Kadir berharap warga dan pengunjung yang beraktivitas di pantai
menjaga sikap dan tidak melakukan hal-hal yang negatif. “Intinya kita
harus jaga sikap dan ingat sama Allah,” ujarnya.
Warga lainnya, Asep
(32) berharap kejadian tersebut menjadi cermin bagi para orang tua untuk
memperhatikan pergaulan anak-anaknya. “Usia mereka masih belia lah
untuk pacaran. Kalau nggak orang tua (yang menjaga anaknya, red) siapa
lagi karena nggak ada yang peduli,” tuturnya
Sumber RadarTasikmalaya