Kalipucang, myPangandaran.com - Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah saatnya
diperkenalkan sebagai basis pembelajaran mutakhir di lembaga-lembaga
pembicara/" target="_blank">pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.Alasannya,
sistem pembelajaran tradisional yang hanya mengandalkan tatap muka
langsung tanpa didukung fasilitas media komunikasi akan sangat lambat
dan tidak seiring perkembangan zaman.
Hal tersebut disampaikan Deni
Darmawan, dosen Fakultas Ilmu pembicara/" target="_blank">Pendidikan Universitas pembicara/" target="_blank">Pendidikan
Indonesia (UPI) dalam workshop bertema Inovasi pembicara/" target="_blank">Pendidikan melalui ITC di
Aula Water Park Kecamatan Kalipucang, kemarin. Kadisdik Kabupaten
Ciamis Akasah dan Kabid Dikdas H Tatang juga sebagai pembicara dalam
workshop yang diikuti puluhan guru dari Kecamatan Kalipucang, Padaherang
dan Mangunjaya itu.
Dalam upaya peningkatan kualitas pembicara/" target="_blank">pendidikan,
kata Deni, pengembangan TIK mutlak dilakukan. Selain mempermudah
pengembangan layanan informasi di tingkat manajemen pembicara/" target="_blank">pendidikan, juga
dapat digunakan sebagai media data base seperti komputer.“TIK itu
sebagai alat penunjang bagi guru untuk mengajar, bukan menggantikan
posisi guru. Siswa bisa belajar sendiri lewat internet itu salah. Tetap
saja peran guru sangat penting mengingat tugas guru bukan hanya mengajar
tapi juga mendidik,” terang dia.
Dalam mengaplikasikan TIK, papar
dia, guru dituntut kreatif sehingga peserta didik akan lebih memahami
dalam menyerap informasi yang diberikan. Misalnya, penggunaan infokus
atau slide proyektor. “Penyampaian materi pembelajaran dengan gambar
atau film tentunya akan lebih menarik buat siswa, daripada siswa hanya
melihat papan tulis setiap hari. Nah tentunya diperlukan kreativitas
para guru untuk mengemas sendiri materi yang akan disampaikan,”
tuturnya.
Deni mengakui dalam dunia pembicara/" target="_blank">pendidikan TIK belum bisa
dimanfaatkan secara optimal karena menghadapi beberapa kendala. Seperti
kurangnya ketersediaan sumber daya manusia untuk melakukan transformasi
teknologi dan pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi,
multimedia serta informasi. “Saat ini penggunaan komputer di sekolah
masih rendah, apalagi di tingkat sekolah dasar. Ditambah lagi jaringan
telekomunikasi juga belum merata di seluruh negeri,” ungkapnya.
Untuk
mencapai pembicara/" target="_blank">pendidikan berbasis TIK, Deni berharap peran serta pemerintah.
“Semuanya kembali lagi sama pemerintah, karena pemerintah lah yang
menciptakan iklim kebijakan. Saya berharap pemerintah tak
setengah-setengah mengalokasikan dana dalam menunjang kebutuhan
pembicara/" target="_blank">pendidikan,” tuturnya. Semetara itu, salah seorang peserta workshop,
Aceng merasa senang bisa mengikuti workshop yang sangat bermanfaat
dalam menunjang kemampuannya menyampaikan materi pembicara/" target="_blank">pendidikan. “Materi
yang disampaikan sangat bagus dan bermanfaat untuk saya,” tuturnya. Aceng
berharap pelatihan bagi guru terus digelar mengikuti perkembangan zaman
dan kebutuhan dunia pembicara/" target="_blank">pendidikan. Dengan begitu guru akan lebih
profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Sumber RadarTasikmalaya