Dari Pesisir Batu Hiu, Usaha Filet Ikan Rangga Mengalir ke Berbagai Daerah


Dari Pesisir Batu Hiu, Usaha Filet Ikan Rangga Mengalir ke Berbagai Daerah

PANGANDARAN – Dari sebuah bangunan sederhana yang berdiri tak jauh dari debur ombak pesisir Batu Hiu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, usaha filet ikan yang dikelola Rangga perlahan menjelma menjadi penggerak ekonomi lokal. Bermodalkan ketersediaan bahan baku laut dan jejaring sosial dengan masyarakat nelayan, usaha ini kini mampu menghasilkan nilai tambah sekaligus membuka kepastian pasar.

 
Rangga menuturkan, usaha yang dirintisnya bukan lahir dari coba-coba. Ia membangun bisnis dengan perhitungan matang. “Yang pertama melihat bahan baku yang ada, yang kedua market, dan yang ketiga hubungan sosial dengan masyarakat,” ujarnya.
 
Di bawah naungan koperasi perikanan Mutiara Laut Sejahtera, ikan tongkol GT dan cabuk atau gogokan yang masih satu keluarga dengan kakap diolah menjadi filet siap masak. Proses pengolahan dilakukan secara higienis, mulai dari pengulitan, pembersihan, hingga pemisahan duri, sehingga aman dikonsumsi, termasuk untuk anak-anak penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
 
Produk filet ikan dari Pangandaran tersebut dipasarkan ke berbagai daerah, mulai dari Ciamis, Tasikmalaya, Banjar, hingga Cianjur. Namun, di balik geliat usaha, tantangan tetap ada. Fluktuasi permintaan menjadi persoalan utama, terutama karena belum adanya target pemesanan rutin dari program MBG.
 
“Bukan kesulitan, lebih ke manajemen permintaan. Kadang mendadak,” kata Rangga. Kondisi ini menuntut strategi pengelolaan stok yang cermat agar usaha tetap berjalan tanpa menanggung risiko kerugian.
 
Meski demikian, standar kualitas tetap menjadi prioritas. Rangga menegaskan, pelayanan dan mutu produk tidak bisa ditawar. “Kami tetap memberikan pelayanan terbaik dan produk yang layak dikonsumsi,” ujarnya.
 
Keberadaan Mutiara Laut Sejahtera juga membawa angin segar bagi nelayan di Batuhiu dan Parigi. Selama ini, nelayan kerap kesulitan menjual tongkol GT berukuran besar, terutama yang bobotnya menembus 10 kilogram. Harga sering anjlok, bahkan terpaksa dijual murah demi menutup biaya melaut.
 
Kini, situasi itu mulai berubah. Nelayan memiliki kepastian pasar dan pembeli tetap. “Nelayan jelas mau jual ke mana. Pembelinya ada. Mereka jadi lebih fokus menangkap komoditas itu dengan harapan hidup lebih layak,” ujar Rangga.
 
Dari sisi produksi, usaha ini mampu memasarkan sekitar 3 ton filet ikan setiap bulan. Sebanyak tujuh karyawan bekerja dari pagi hingga petang, memastikan setiap produk yang keluar tetap segar dan memenuhi standar.
 
Dari ruang pengolahan sederhana di pesisir Batu Hiu, usaha filet ikan yang dirintis Rangga tak hanya mengubah hasil laut menjadi produk bernilai tambah. Lebih dari itu, kehadirannya menjadi harapan baru bagi nelayan Pangandaran untuk meraih kehidupan yang lebih stabil dan sejahtera.

 





Bisnis Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini