BPIP dan DPR RI Gelar Karya Pelajar Pancasila di Pangandaran, Tanamkan Nilai Kebajikan dan Persatuan
Oleh Amin Pnd | Senin, 11 Agustus 2025 15:00 WIB | 32 Views
Pangandaran – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Komisi XIII DPR RI menggelar Gelar Karya Pelajar Pancasila dan Sosialisasi Relawan Kebajikan Pancasila di SMK Bakti Karya Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (10/8/2025). Kegiatan ini menampilkan beragam karya dan pertunjukan budaya yang sarat nilai persatuan.
Acara dihadiri sejumlah tokoh nasional dan daerah, di antaranya Dr. (Tr.) Agun Gunandjar Sudarsa, Bc.IP., M.Si., Prof. Dr. Muhammad Sabri, M.Ag., pakar pendidikan alternatif Deni Wahyu Jayadi, serta Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Dede Sutiswa Nataatmaja. Talkshow dipandu oleh Ai Nurhidayat.
Sejak pagi, pengunjung disuguhi pameran karya siswa seperti miniatur rumah adat, kuliner khas daerah, bahasa lokal, permainan tradisional, hingga pertunjukan tari, musik, teater, dan cerita rakyat. Penampilan Mop dari Papua dan atraksi “palang pintu” dari berbagai daerah menjadi daya tarik tersendiri.
Dalam sesi diskusi, Agun Gunandjar menegaskan Pancasila bukan sekadar hafalan, melainkan panduan hidup untuk menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bersatu. Ia memperkenalkan konsep “Salam Lima Jari” sebagai simbol keberagaman yang berpadu menjadi kekuatan bangsa.
"Kita kuat kalau kelima jari ini bersatu. Kalau mau Indonesia kuat, kita harus bersatu. Perceraian, perpecahan, dan perpecahan bangsa adalah hal yang tidak dikehendaki Tuhan," tegas Agun.
Direktur Pengkajian BPIP, Muhammad Sabri, menyebut Pancasila sebagai “ruh kebangsaan” yang mempersatukan Indonesia. Mengutip pidato Bung Karno, ia mengingatkan bahwa inti terdalam Pancasila adalah gotong royong, yang ia padukan dengan pandangannya bahwa hakikat Pancasila adalah cinta.
"Pancasila bukan hanya percakapan filosofis, tapi napas kehidupan kita. Jika ruh ini tercerabut, bangsa ini akan kehilangan jiwanya," ujar Sabri disambut riuh tepuk tangan lebih dari 300 peserta.
Pakar pendidikan alternatif, Deni Wahyu Jayadi, menyoroti permainan tradisional sebagai media pembelajaran nilai Pancasila. Ia bahkan mengajak peserta bermain bersama untuk membuktikan bahwa nilai kebersamaan dapat dihadirkan lewat budaya lokal.
Kepala SMK Bakti Karya Parigi, Jujun Junaedi, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang pamer karya, melainkan aksi nyata pelajar Pancasila.
"Melalui karya dan aksi nyata, kami ingin menanamkan nilai kebajikan, empati, dan semangat gotong royong. Dengan penguatan relawan kebajikan Pancasila, diharapkan tumbuh jiwa kerelawanan yang tulus demi kemaslahatan bangsa,' ungkapnya.
Acara ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada narasumber. BPIP berharap, kegiatan ini menginspirasi generasi muda untuk menghidupkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.