PANGANDARAN - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran berencana membangun museum atau tempat penyimpanan untuk fosil dan artefak.
Pasalnya, fosil dan artefak sering kali ditemukan di Kabupaten Pangandaran, namun tidak ada tempat yang memadai untuk menyimpannya.
"Saat ini memang tidak ada tempat yang representatif untuk menyimpan fosil atau artefak. Sekarang hanya disimpan di kantor saja, untuk sementara waktu," ujar Sugeng, Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, pada Selasa, 4 Juni 2024 dilansir dari kabar-Priangan.com.
Sugeng menjelaskan bahwa fosil dan artefak yang saat ini disimpan di kantor Dinas Pariwisata termasuk tulang manusia purba dan gerabah. Ada juga fosil yang masih berada di lokasi penemuan karena belum ada tempat penyimpanan.
"Diantaranya fosil yang ditemukan di Cimerak, Babakan dan Mangunjaya," jelasnya.
Fosil Gastropoda
Sugeng mencontohkan fosil Gastropoda (siput) purba yang ditemukan di Cimerak, batu meja di Babakan, dan batu gimbal di Mangunjaya. Menurutnya, lokasi yang banyak ditemukan fosil adalah Selasari, Kecamatan Parigi.
"Seperti di gua setra reregan. Kami dari pihak dinas juga memiliki keinginan untuk membangun museum, tapi belum memiliki tempat dan anggaranya," tambahnya.
Sebelumnya, ada rencana untuk menyimpan fosil dan artefak di kawasan pantai, namun hal ini dibatalkan karena kawasan tersebut rentan terhadap tsunami.
"Ya, tadinya mau di kawasan pantai, tapi rentan tsunami, karena benda yang disimpan punya nilai seja," ungkapnya.
Sugeng berharap ada tempat atau lahan yang bisa digunakan untuk menyimpan fosil dan artefak sehingga mereka tidak rusak, terbengkalai, dan dapat dirawat dengan baik.