Pangandaran,myPangandaran.com-Gempa bumi yang memicu terjadinya gelombang pasang tsunami di Jepang, seolah membangkitkan kenangan kejadian serupa di tanah air. Ratusan ribu warga di Nanggroe Aceh Darussalam serta sedikitnya lima ratus jiwa di Pangandaran, Kabupaten Ciamis, tewas akibat diterjang gelombang pasang tsunami.
Banyaknya korban jiwa akibat gelombang pasang tsunami, mungkin dapat ditekan atau diperkecil apabila kawasan ditepi pantai dipasang peranti sistem peringatan dini ("early warning system"/EWS) tsunami. Ironisnya keberadaan EWS Tsunami yang dipasang di kawasan Pantai Pangandaran, Ciamis, hampir setahun sudah tidak lagi difungsikan karena rusak. Peralatan sumbangan Dewan Pertimbangan Presiden pasca-tsunami 17 Juli 2006, yang nilainya cukup mahal tersebut, saat ini mangkrak. Tidak terpasang.
Lebih menyedihkan lagi pada saat diberikan, petugas yang akan menjaga yaitu Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) tidak mendapatkan pembekalan pengoperasian maupun perbaikan apabila terjadi kerusakan. Ketika alat rusak, mereka tidak bisa memperbaiki, akhirnya dibiarkan saja hingga kerusakan semakin parah.
"Kejadian tsunami di Jepang mengingatkan kami pada kejadian serupa di Pangandaran. Pasca-tsunami, kantor Balawista dipasangi EWS oleh Wantimpres, hanya saja waktu itu kami hanya ketempatan saja, tidak ada penyerahan, termasuk bagaimana pengoperasiannya. Sejak alat itu rusak, sampai sekarang sudah tidak lagi berfungsi," tutur Ketua Balawista Pangandaran Dodo Taryana, Minggu (13/3)
Didampingi Kapten Lapangan Balawsita, Herry Haerudin, dia menambahkan, keberadaan EWS sangat penting di wilayah tersebut. Alasannya karena peralatan tersebut dapat meninimalisasi kemungkinan jatuhnya korban jika ada tsunami. Pertimbangan lainnya, karena wilayah Pangandaran merupakan salah satu tujuan utama alam pantai di Jawa Barat. (PikiranRakyat)
