3 Hari Terapung di Laut, Samsu Diselamatkan Nelayan Pameungpeuk


3 Hari Terapung di Laut, Samsu Diselamatkan Nelayan Pameungpeuk

Pangandaran,myPangandaran.com-Samsudin (50) dan anaknya, Dedi (28), dua nelayan asal RT 01/08 Desa/Kecamatan Pangandaran yang dinyatakan hilang sejak Kamis (5/8) lalu, ditemukan sedang terampung oleh nelayan asal Pameungpeuk Kabupaten Garut Sabtu (7/8).Kabar mengenai penemuan dua nelayan tersebut baru diterima pihak keluarga melalui telepon pada Sabtu lalu sekitar pukul 16.00. Kabar tersebut diterima Rohmat (33), kakak kandung Dedi yang baru pulang mencari ayah dan adiknya di perairan Legok, Cimerak.

“Awalnya, saya nggak mau mengangkat telepon. Pikiran saya nggak karuan, mikiran nasib Bapak sama adik saya. Apalagi yang menelepon nomornya nggak kenal,” jelas dia, Minggu (8/8).Karena handphone-nya terus berdering, Rohmat pun menerima panggilan masuk tersebut. Di ujung telepon, orang tersebut mengaku bernama Ade (42), nelayan asal Pameungpeuk Kabupaten Garut.

“Orang yang nelepon langsung tanya saya, keluarganya Pak Samsu (panggailan Samsudin, red) atau bukan? Lalu dia bilang, bapak sama Dedi selamat, sekarang sama saya di kapal,” kata Rohmat.Rohmat sempat ragu atas kebenaran kabar tersebut. Setelah mendengar suara adiknya, Rohmat langsung percaya bahkan tanpa disadari air matanya berlinang.“Kegembiraan saya nggak bisa dibayangkan. Jujur saja saya sampai menangis begitu saya mendengar suara adik saya. Saya tahu persis suaranya. Dia bilang ‘ditolong sama kapal, bapak juga selamat’,” kenangnya.

Kabar baik tersebut langsung disambut isak tangis bahagia keluarga dan kerabat Samsu. Eeng (50), istri Samsudin dan menantunya, Triami (23), langsung histeris. Kebingungan keluarga sirna dan berubah tangis bahagia. “Ini semua mukjijat dari Allah, alhamdulillah,” tuturnya Triami sambil terus mencium Raisal, anak pertamanya yang berusia dua tahun.

Setelah berembug, pihak keluarga, kerabat dan nelayan setempat sepakat untuk menjemput Samsu dan Dedi ke Pameungpeuk hari itu juga. “Karena pasti sangat butuh perawatan,” tutur Sukidin, ketua Rukun Nelayan (RN) Pangandaran. Kabar ditemukannya Samsudin dan Dedi cepat menyebar. Tak heran, menjelang malam, ratusan warga berdatangan ke rumah Samsu. Mereka menunggu kedatangan Samsu dan Dedi. Tak ayal pula, arus lalu lintas di Jalan Kidang Pananjung --di depan rumah Samsu-- macet.

Setelah menunggu hampir lima jam --sekitar pukul 21.00-- rombongan yang menjemput Samsu dan Dedi, tiba di Pangandaran. Warga pun berdesak-desakan ingin melihat kondisi kedua korban dari dekat. Karena fisiknya masih lemah, Samsu dan Dedi yang sudah dimasukan ke dalam rumah, dibawa ke Puskesmas Pangandaran. Apalagi Samsu mengalami luka di pinggang dan lutut akibat terbentur di tengah laut.

Makan Satu Kepiting untuk Bertahan Hidup

SALAH
satu korban yang dinyatakan hilang ketika sedang melaut, Dedi menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya. Kata dia, dirinya bersama ayahnya, Samsudin mencari ikan di daerah Karang Anyar, Cilacap, Kamis (5/8). Untuk mencapai daerah tersebut dari Pangandaran, ia menempuh waktu dua jam.Ketika menarik jaring sekitar pukul 11.00, kata dia, gelombang besar menerjang perahu hingga dua kali. Saat diterjang ombak pertama, perahu masih bertahan meski oleng. Terjangan kedua membuat perahu terbalik. “Kami terlempar,” tutur dia.
Lantas, Dedi menaiki punggung perahu. Beberapa kali ombak besar kembali menghantam. Ia dan ayahnya terpental. “Walaupun kami sudah berpegangan, tetap saja beberapa kali terlempar,” ungkapnya.

Beruntung, Dedi dan ayahnya menemukan tambang dari sisa jaring yang masih tersangkut di perahu posisinya terbalik. Dedi dan Ayahnya langsung mengikatkan diri ke badan perahu. “Badan kami sakit tapi nggak ada pilihan lain,” jelasnya.Selama dua hari, Dedi dan ayahnya terombang ambing di atas punggung perahu dengan posisi terikat. “Kami terus berpelukan, berharap ada perahu lain menolong kami,” ungkap Dedi.

Penderitaan keduanya belum berakhir. Semakin lama perahu yang ditumpangi semakin karam. Dedi mencoba meraih katir (penyeimbang perahu terbuat dari gelondongan kayu dibungkus fiber) sebagai tempat pegangan. “Nggak ada pilihan lagi, kami harus pindah ke katir. Perahunya mulai karam,” tuturnya. Perjuangan keduanya tidak sia-sia. Menginjak hari ketiga, Sabtu sore, sebuah kapal compreng melintas ke arahnya. Dedi pun sekuat tenaga melambaikan tangan. “Saya sekuat tenaga teriak dan melambai-lambaikan tangan. Alhamdulillah kami dilihat mereka dan langsung ditolong,” ungkap Dedi.

Selama hampir tiga hari di tengah laut, Dedi mengaku hanya makan kepiting satu ekor yang tiba-tiba saja menghapirinya. “Mungkin Allah masih memberikan kesempatan saya hidup. Di saat badan kami sudah lemas, tiba-tiba ada kepiting ke arah kami. Anehnya waktu saya tangkap diam saja,” ungkap Dedi. Keluarga Samsudin sangat berterima kasih kepada Ade dan empat rekannya. “Kami sangat berterima kasih, mudah-mudahan jasanya dibalas Allah dengan pahala berlipat,” ungkap Eeng, istri Samsudian, kemarin. Dari pantauan, kemarin, kondisi keduanya berangsur membaik. Pihak Puskesmas Pangandaran pun mengijinkan Samsudin dan Dedi pulang dan beristirahat di rumahnya.



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini