Pangandaran,myPangandaran.com-Ada 15 destinasi wisata yang masuk dalam Destination Management Organization (DMO) atau tata kelola destinasi. Jika dibandingkan dengan luasnya Indonesia, angka lima belas terkesan sedikit.
"Dalam Rensra kita untuk tahun 2011-2014 terdapat 29 destinasi wisata untuk dibenahi. Ada yang kita akan biayai dan harus cepat itu masuk ke dalam DMO. Yang 15 masuk program DMO. Yang 14 kita kembangkan dulu daya tariknya," kata Dirjen Pengembangan Destinasi Wisata Kemenbudpar, Firmansyah di Gedung Sapta Pesona Jakarta belum lama ini.
Sementara itu, Deputi Direktur Perencanaan dan Hukum Ditjen Pengembangan Destinasi Wisata, Frans Teguh mengatakan 14 destinasi tersebut diantaranya adalah Mentawai, Nias, Karimunjawa, Gunung Tambora, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Togian, Pulau Abang, Sleman, Dieng, dan lain-lain.
"Sebanyak 29 destinasi yang akan dibenahi itu ada di 22 provinsi. Padahal kita punya 33 provinsi. Yang 11 provinsi masuk dalam PNPM Desa Wisata," jelas Frans.
Firmansyah mengatakan kajian DMO telah dilakukan pihaknya sejak 2007. Berbagai pertimbangan membuat pihaknya mengerucutkan destinasi yang perlu dibenahi.
"Indonesia memiliki 200 lebih destinasi wisata. Saya juga maunya semua ikut DMO. Tapi uang terbatas, kapasitas terbatas, dan punya waktu terbatas. Kita harus pilih destinasi untuk jadi lokomotif dan mendorong destinasi yang lain," katanya.
Pemilihan destinasi yang perlu dibenahi, menurut Firmansyah, berdasarkan tarikan pasar atau dorongan produk. Ia menjelaskan untuk memoles destinasi yang sudah ada kunjungan maka memerlukan biaya yang lebih rendah.
"Jadi pasarnya sudah ada, tinggal kita menyempurnakan dan membenahi. Harapannya dengan modal sedikit, kunjungan bisa naik. Contohnya adalah Danau Toba dan Toraja," tuturnya. Pertimbangan lain adalah destinasi yang didorong karena produk.
"Mana daerah yang punya daya tarik tinggi, berkualitas internasional. Tapi kunjungan belum banyak atau masih minim dibandingkan kualitas daya tariknya. Umumnya destinasi dengan wisata bahari," tambahnya. Ia memberi contoh daerah Raja Ampat, Derawan, Wakatobi, dan Togian.
"Kalau jumlah kunjungan kita naikkan 50 persen lagi, masih bisa daya tampungnya. Belum crowded," ungkapnya. Sebagai uji coba dan pembelajaran, pihaknya telah memulai DMO di Danau Toba dan Pangandaran sejak 2010. Pengalaman tersebut, lanjut Firmansyah, akan dipakai untuk mengembangkan 13 destinasi DMO lainnya.
"Di tahun 2011 kita langsung mengerjakan semua 15. Tadinya mau dicicil. Tapi kami kemudian yakin untuk langsung mengerjakan DMO 15 destinasi," katanya.
Lima belas destinasi yang masuk program DMO antara lain Pangandaran (Jawa Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), Komodo-Kelimutu-Flores (NTT), Java Promo-Borobudur (Jawa Tengah), Bunaken (Sulawesi Utara), Regional Bali-Danau Batur (Bali), Rinjani (NTB), Kota Tua Jakarta (DKI Jakarta), Toraja (Sulawesi Selatan), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Raja Ampat (Papua Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Derawan (Kalimantan Timur), dan Sabang (Aceh). (Travel Kompas)