Kasus Ratusan Wisatawan Terlantar di Pangandaran, Ketua ATTAP Imbau Gunakan Travel Resmi
Oleh Amin Pnd | Rabu, 29 Oktober 2025 07:00 WIB | 79 Views
Pangandaran – Kasus keterlambatan check-in yang menimpa ratusan wisatawan asal Cianjur di kawasan wisata Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (26/10/2025), berbuntut panjang. Dugaan kelalaian pihak penyelenggara perjalanan wisata yang belum melunasi pembayaran ke pihak hotel membuat para wisatawan terkatung-katung tanpa kepastian.
Menanggapi hal itu, Ketua Association Tour and Travel Agencies of Pangandaran (ATTAP), Dendi Andriana, angkat bicara dan mengimbau wisatawan agar lebih bijak dalam memilih agen perjalanan. Ia menegaskan pentingnya menggunakan jasa agen travel resmi dan lokal demi keamanan dan kenyamanan selama berwisata di Pangandaran.
“Kasus seperti ini seharusnya tidak terjadi jika wisatawan menggunakan agen resmi yang terdaftar. Kami di ATTAP selalu mengedepankan transparansi dan profesionalisme agar wisatawan mendapatkan pelayanan terbaik,” ujar Dendi Selasa 28 Oktober 2025.
Lebih lanjut, Dendi memberikan sejumlah imbauan penting kepada masyarakat:
Pertama, wisatawan diminta memprioritaskan agen perjalanan resmi dan lokal yang sudah berlisensi dan tergabung dalam ATTAP, organisasi yang telah diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran. “Dengan begitu, wisatawan akan mendapatkan jaminan pelayanan prima dan legalitas yang jelas,” tambahnya.
Kedua, ia menekankan agar wisatawan memilih pemandu wisata (guide) yang memiliki sertifikasi resmi dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Hal ini untuk memastikan wisatawan memperoleh informasi dan pendampingan profesional selama menikmati keindahan Pangandaran.
Terakhir, Dendi mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap penawaran travel bodong yang kerap memanfaatkan harga murah untuk menarik calon pelanggan. “Jangan mudah tergiur dengan harga di bawah standar. Ingat kasus Daun Travel yang sempat menelantarkan ribuan tamu di Pangandaran. Itu jadi pelajaran penting agar kita semua lebih selektif,” tegasnya.
ATTAP berharap kejadian serupa tak terulang kembali, karena peristiwa ini tidak hanya merugikan wisatawan, tetapi juga mencoreng citra pariwisata Pangandaran yang selama ini dikenal ramah dan profesional.