MYPANGANDARAN.COM, PANGANDARAN - Para pengunjung memanfaatkan waktu libur di Pantai Batuhiu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran dengan berburu durian lato-lato. Meskipun berukuran kecil, durian lokal yang tumbuh di hutan Pangandaran ini menjadi favorit banyak orang.
Festival Durian Lokal yang digelar di Pantai Batuhiu, Kecamatan Parigi pada Sabtu (2/3) akan berlangsung selama dua hari hingga Ahad (3/3) siang. Terdapat 11 stand yang menjual durian lokal khas daerah Pangandaran.
Durian lato-lato menjadi buruan utama dalam festival ini karena ukurannya yang mini namun memiliki isi daging yang cukup besar dan rasa yang manis.
Selain itu, durian lato-lato ini dijual dengan harga yang sangat terjangkau, hanya Rp10.000/buah. Pembeli diwajibkan untuk menyantap durian di tempat, dan jika rasanya tidak memuaskan, mereka berhak atas pengembalian uang.
Pedagang Durian Lato-lato Pangandaran, Dadi Suhandi, menyatakan bahwa durian mini ini diminati karena harganya yang terjangkau. Dia juga menegaskan bahwa rasanya tidak kalah dengan durian lainnya.
Dadi menjelaskan bahwa durian lato-lato baru-baru ini diberi nama tersebut karena meskipun ukurannya kecil, namun memiliki daging yang tebal dan manis. Dilansir dari laman detikJabar, dia juga menyebutkan bahwa sejak pagi Sabtu (2/3), sudah terjual 200 butir durian, dan masih ada stoknya. Durian ini berasal dari hutan Desa Bangunkarya, Kecamatan Langkaplancar.
Selain durian lato-lato, terdapat pilihan durian umum seperti Muscika Ciwetan, Paula, dan piit dengan harga bervariasi mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 100 ribu per buah. Panen durian terjadi sekitar tiga kali setahun, tergantung pada kondisi cuaca.
Panitia Pelaksana Festival Durian Lokal Pangandaran, Arif Budiman, menyatakan harapannya bahwa festival ini dapat membantu petani durian lokal untuk lebih dikenal. Dia juga berharap festival ini menjadi agenda tahunan yang rutin di Pantai Batuhiu, sebagai daya tarik baru dalam wisata kuliner.