PANGANDARAN, mypangandaran.com - Sebagian petani di Kabupaten Pangandaran, kini mulai melaksanakan masa panen ke-2 di tahun 2021. Namun harga gabah masih tetap rendah seperti masa panen ke-1.
Salah seorang petani di Dusun Kemplung Desa Karang Benda Surtini (40) mengatakan bahwa harga gabah biasanya mencapai Rp 450 hingga Rp 500 ribu per kuintal.
"Sekarang mah dikisaran Rp 400 ribu sampai Rp 430 ribuan," jelasnya.
Menurutnya, setiap satu kali panen dia bisa menghasilkan 10 kuintal atau 1 ton. "Sepertinya untuk panen saat ini saya tidak akan menjual semua gabah saya, selain harga murah kita juga akan menghadapi musim kemarau, ya untuk konsumsi saya aja," ucapnya.
Ia biasanya menjual gabah tersebut ke bandar atau tengkulak, karena dianggap lebih praktis. "Saya ini udah ngeluarin uang Rp 1 juta lebih untuk membeli pupuk dan buruh tani, tapi kalau gabah murah terus, ya rugilah," ujarnya.
Salah seorang petani di Padaherang Majarjo (70) mengatakan bahwa harga gabah berada di kisaran Rp 3.100 sampai Rp 3.700 per kilogram. "Biasanya dikisaran Rp 4000," jelasnya.
Kata dia, menjual gabah di bandar atau tengkulak biasanya memang murah."Ya cuman Rp 3.100, biasanya paling Rp 3.600, ya di bandar lain kadang juga ada yang sampai Rp 4.000 per kilogramnya.," katanya.
Kabupaten Pangandaran pernah mencetuskan wacana lumbung pangan mandiri, untuk menjaga harga gabah agar tidak anjlok.
Menurut Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata mengatakan melalui program lumbung pangan mandiri petani dapat menahan diri untuk menjual gabah, hingga harga stabil lagi. "Jadi saat harga normal, barangnya (gabah) masih ada," tuturnya
Kata Jeje, petani nantinya akan diberikan kredit dengan jaminan padi mereka yang ada di lumbung sambil menunggu harga gabah normal lagi.(*)