Pangandaran,myPangandaran.com-Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar,
Herdiwan mengaku kecewa pada kabupaten kota yang mendapat bantuan tidak
langsung (BTL) dari Gubernur Jabar. Pasalnya, BTL gubernur untuk
pembangunan fasilitas umum dan sosial di destinasi wisata pembangunannya
tidak sesuai keinginan provinsi.
"Saya sudah mengunjungi sejumlah destinasi di kabupaten kota, namun
pembangunan sarana prasarananya tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan," ungkap Herdiwan saat berkunjung ke Redaksi Galamedia, Jln.
Blk. Factory 2B Bandung, Senin (7/3).
Padahal Pemprov Jabar melalui gubernur memberikan BTL ke kabupaten kota
untuk bisa membangun sarana prasarana di objek wisata unggulan sesuai
keinginan provinsi. Namun sayang pembangunan sarana dan prasarana
destinasi wisata tersebut tidak disesuaikan dengan kondisi alam
sekitarnya.
"Masa bangunan untuk site museum di Goa Pawon mirip dengan bangunan puskesmas," tandasnya.
Herdiwan menyebutkan, kabupaten kota beralasan dana bantuan dari
gubernur ini masih dirasakan kurang untuk pembangunan sarana prasarana
di destinasi wisata tersebut. Menurut Herdiwan, justru dengan masih
kurangnya dana ini, kabupaten kota bisa menyiasatinya untuk mendapatkan
uang dari pihak lain.
"Ya seharusnya, kabupaten kota membangun sarana prasarana destinasi
pariwisata itu dilakukan secara bertahap, jangan sekaligus," ujarnya.
Menurut Herdiwan, tahun ini merupakan tahun ketiga gubernur menyerahkan
BTL ke kabupaten kota. Tahun 2009, dana BTL sebesar kurang lebih Rp 11,4
miliar digelontorkan untuk pembangunan sarana prasarana di daerah
Pangandaran dan objek wisata lainnya di Kab. Ciamis. Sedangkan tahun
2010 dana BTL dari Gubenur Jabar mencapai Rp 10,45 miliar untuk sembilan
destinasi wisata di delapan kabupaten kota di Jabar.
"Sedangkan untuk tahun ini nilainya dikurangi menjadi sekitar Rp 5,4
miliar untuk penataan objek wisata dua kabupaten, yakni Kabupaten
Bandung Barat dan Kab. Sukabumi. Ini dilakukan untuk lebih selektif,"
tambahnya.
Dikuranginya dana BTL ini karena banyak kabupaten kota yang belum
mempunyai program. "Sehingga anggaran BTL ini banyak digunakan untuk
kegiatan fisik di lapangan serta untuk tahapan awal penyusunan program.
Dana BTL ini akan diserahkan ke kabupaten kota yang benar-benar siap,"
tandasnya (Galamedia)