Pangandaran,myPangandaran.com-Proyek "green tourism" berupa efisiensi energi
untuk pariwisata berkelanjutan di Pangandaran dinilai UN-WTO lebih
sukses ketimbang program serupa yang dilakukan di Thailand.
"Proyek
efisiensi energi untuk pariwisata berkelanjutan yang dilakukan di
Pangandaran lebih berhasil ketimbang di Thailand karena beberapa sebab,"
kata Coordinator Consulting Unit on Tourism and Biodiversity UN-WTO,
Jurgen Nauber, di Jakarta, Rabu (26/1/2011).
Menurut dia,
masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan di Pangandaran, Jawa Barat,
telah lebih dahulu siap menerima proyek pariwisata berkelanjutan yang
dilakukan UN-World Tourism Organization (WTO) pasca-bencana tsunami
2006. Kesiapsediaan itu, kata Nauber, yang membentuk struktur sosial yang sangat efektif untuk kemajuan pariwisata di Pangandaran.
"Ada perbedaan yang signifikan antara kontribusi masyarakat lokal di Pangandaran dengan Thailand," katanya. Di Pangandaran, keterlibatan dan kontribusi masyarakat terhadap pembangunan pariwisata daerahnya lebih besar. "Komunitas
lokal dan pemangku kepentingan bekerja sama untuk terlibat dalam proyek
pembangunan pariwisata berkelanjutan di Pangandaran," katanya.
Nauber
berpendapat, struktur yang membentuk kesiapan dan ketersediaan
masyarakat merupakan hal terpenting dalam rangka percepatan pembangunan
pariwisata suatu daerah. UN-WTO membantu proyek "green tourism"
berupa efisiensi energi untuk pariwisata berkelanjutan di Pangandaran
senilai Rp16,9 miliar yang merupakan program lanjutan dari proyek serupa
pada 2006 pasca-tsunami. Jerman menjadi negara donor dari program yang diterapkan di Indonesia dan Thailand tersebut.