Bocah Duel dengan Monyet


Bocah Duel dengan Monyet

Pangandaran,myPangandaran.com-Berusaha mempertahankan makanan yang dipegangnya, Anisa (7) bocah asal Metro Lampung berduel dengan monyet di kawasan pasir putih Cagar Alam Pangandaran. Akibatnya, bocah perempuan berusia tujuh tahun ini terkena gigitan di punggungnya.

Petugas Taman Wisata Alam (TWA) dan polisi pariwisata yang sedang bertugas langsung membawa korban ke Puskesmas Pangandaran untuk mendapatkan pertolongan medis. Ayah korban, Ramzah (46) menjelaskan, saat sedang bermain pasir di pantai pasir putih, tiba-tiba putrinya ingin mendekati beberapa ekor monyet. Anisa membawa makanan ringan untuk diberikan ke monyet-monyet tersebut. Namun, kata dia, tiba-tiba saja monyet tersebut berusaha merampas makanan yang sedang dipegang Anisa.

“Saya lihat monyet itu yang langsung menerkam tangan anak saya, karena diserang anak saya melawan,” jelasnya kepada Kami, kemarin.
Melihat Anisa berduel dengan monyet, spontan Ramzah berlari menghampiri anaknya dan mengusir monyet agresif tersebut. Namun terlambat monyet lebih dahulu mengigit punggung Anisa sebelum akhirnya kabur ke hutan.

Beberapa saat kemudian petugas Polisi Pariwisata dan Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran langsung membawa korban ke Puskesmas Pangandaran. “Kami langsung bawa korban ke Puskesmas Pangandaran agar secepatnya ditangani,” tutur Kanit Pariwisata Polsek Pangandaran Aiptu Eldi Zarinow kepada Radar, kemarin.

Di Puskesmas Pangandaran, Anisa kemudian mendapatkan pertolongan medis. Menurut dr Herni, Anisa mengalami dua luka robek kira-kira 1,5 centimeter di punggung. Kata dia, luka di punggung Anisa memang tidak terlalu parah. Namun karena luka itu bekas gigitan hewan, Heni menyarankan korban dirawat inap.

“Kami sarankan untuk rawat inap dulu karena kebetulan di sini (Puskesmas Pangandaran) tidak menyimpan anti-rabies. Vaksin ini adanya di Dinkes (Ciamis), sedangkan sekarang (kemarin) hari libur,” tuturnya. Meskipun belum disuntik vaksin rabies, namun luka gigitan monyet di punggung Anisa sudah dibersihkan dan diberikan suntikan antitetanus.
Mendengar penjelasan dokter, Ramzah mengeluhkan tidak tersedianya vaksin rabies di Pangandaran. Dia pun memilih untuk tidak mengikuti anjuran dokter, lalu bergegas meninggalkan puskesmas.

“Kalau harus menunggu sampai besok mendingan saya nyari saja rumah sakit. Saya minta rujukan saja. Saya heran kenapa hal seperti ini tidak dipersiapkan, padahal Pangandaran kota besar. Di tempat saya (Lampung) semua orang tahu Pangandaran,” katanya sambil bergegas meninggalkan puskesmas.

Di tempat terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit dan Bencana (P4B) Dinkes Ciamis Osep Hernandi mengatakan pihaknya memang tidak menyimpan vaksin anti-rabies di puskesmas karena stoknya terbatas.
“Yang menyediakan vaksin rabies itu dinkes provinsi. Karena terbatas maka kami menyimpannya di Dinkes Ciamis. Jika ada kasus ditangani dulu di puskesmas kemudian dibawa ke Dinkes untuk divaksin,” ungkapnya. Penyuntikan vaksin rabies dilakukan hingga 4 kali suntikan. Selanjutnya bisa dilakukan di puskesmas.

Menanggapi kejadian tersebut, petugas Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran Maman mengimbau agar wisatawan tidak membiasakan memberi makan monyet di kawasan TWA maupun cagar alam. Karena hal itu dapat membuat monyet tersebut agresif. Selain itu, wisatawan juga diharapkan tidak menunjukkan makanan kepada monyet. “Kalau bawa keresek atau makanan kebih baik disembunyikan di dalam tas,” imbau Maman.

Sumber RadarTasikmalaya



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini