Wilayang Ciokong Sentra Sabut Kelapa


Wilayang Ciokong Sentra Sabut Kelapa

Sidamulih, myPangandaran.com - Sedikitnya 25 ribu butir kelapa dari wilayah Cimerak, Cijulang, Parigi, Sidamulih hingga Pangandaran mampir ke Dusun Ciokong Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih setiap harinya untuk dikupas.  Aktivitas pengupasan sabut kelapa sudah dilakukan warga Ciokong sejak lama dan kini jumlah tempatnya kian banyak. Dari pantauan Radar, saat ini ada sembilan tempat pengupasan kelapa. Setiap hari,  ratusan warga Ciokong --didominasi kaum perempuan-- menjalani berprofesi sebagai pengupas kelapa.

Wasi (94), salah satunya. Nenek yang kini tinggal seorang diri sudah menjalani profesi sebagai pengupas kelapa lebih dari 20 tahun. “Satungtung aya pamesekan kalapa didieu nenek mah pangheulana (seumur ada pengupasan kelapa di Ciokong, nenek yang pertama kali mengupas kelapa),” ungkapnya kepada kami, kemarin.

Meskipun tubuhnya mulai renta dimakan usia, kelincahan tangannya mengupas kelapa tak diragukan lagi. Ia mengaku setiap harinya mampu mengupas hingga 300 butir kelapa dengan penghasilan Rp 12.000.Dia menceritakan sejak suaminya meninggal dunia dan ditinggal tiga anaknya merantau ke luar kota, Wasi hampir setiap hari menjalani profesi sebagai pengupas kelapa. Ia terpaksa menjalani profesi tersebut karena tidak punya pekerjaan lain.

“Mun dipikiran mah sok nalangsa, hirup nenek teh sangsara timimiti zaman perang nepi ka ayeuna (kalau dipikirkan suka sedih, hidup nenek sengsara dari zaman penjajahan sampai sekarang),” tuturnya nenek yang tinggal di rumah berukuran 5x4 meter itu. Upah dari mengupas kelapa, ia gunakan untuk menyambung hidup setiap hari. Jika ia sakit dan tak mampu bekerja, ia hanya mengandalkan belas kasihan tetangganya. Namun, di usianya yang makin senja Wasi masih semangat bekerja. Baginya selagi mampu bekerja tidak ingin menyusahkan orang lain.

Untuk mengupas kelapa, awalnya dia kesulitan. Bahkan tangan sering terkena pisau yang tajam. Lama-kelamaan makin terbiasa dan mengupas kelapa menjadi mudah dikerjakan. Yadi (46), warga Ciokong, mengatakan sistem kerja pengupasan kelapa saling menguntungkan. “Nggak ada keterikatan kerja, siapa saja yang mau boleh mengupas. Si pemilik menyerahkan kelapa untuk dikupas kepada warga di sini (Ciokong), sementara upahnya sabut kelapa,” ungkapnya.

Saat ini ada sekitar sembilan tempat pengupasan kelapa di Ciokong dengan rata-rata jumlah pekerja antara 10 hingga 15 orang setiap hari. “Biasanya ada yang bekerja siang saja, tapi banyak juga yang ngupas kelapa siang sampai malam,” tutur dia. Banyaknya tempat pengupasan kelapa di Dusun Ciokong membuat daerah ini menjadi sentra pengupasan kelapa terbesar di Ciamis Selatan. Bahkan, kerap dikunjungi wisatawan mancanegara. “Turis asing sering datang ke sini, biasanya dibawa sama pemandu melihat warga mengupas kelapa,” terang dia.

RadarTasiklamaya



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini