Cijulang, myPangandaran.com - Banjir bandang tidak hanya memutus arus transportasi di Kecamatan
Cijulang. Namun menyebabkan kerusakan pada areal pesawahan di pinggir
Sungai Cijulang dan Cihaurseah. Air bencampur lumpur juga menyebabkan
ikan di jaring terapung di dua sungai tersebut, mabuk dan mati mendadak.
Guna
menghindari kerugian lebih besar, pemilik kolam apung menjual ikannya
di pinggir jalan, meski sebagian berukuran kecil. “Kami terpaksa
menjualnya karena ikan mabuk dan mulai pada mati,” ungkap Dadang (38),
salah seorang pemilik tambak di Haurseah Desa Cijulang Kecamatan
Cijulang.
Dia baru tiga bulan yang lalu menanam 5.000 benih ikan
gurame, mujair dan nilem di kolam apung. Akibat banjir bandang
tersebut, ia menderita kerugian belasan juta rupiah. “Dua jaring saya
jebol dan kolam apung juga harus diperbaiki,” ungkap dia.Karena
dijual di pinggir jalan, harganya pun turun drastis. Ikan-ikan tersebut
dijual dengan harga lima ribu sampai lima belas ribu per kilo,
tergantung kondisi ikan. “Terpaksa harganya saya turunin bahkan jauh
dari harga normal di pasar, biar cepat laku. Kalau dibiarkan bisa
busuk,” jelasnya.
Hal serupa dilakukan Aceng (32). Ia terpaksa
menjual ikan yang masih tersisa di kolam apung. Saking banyaknya yang
jual ikan, kemarin, Dusun Haurseah menjadi pasar ikan dadakan dan pusat
perhatian warga yang melintas.Warga yang merasa kasihan terhadap
petani langsung menawar dan membeli ikan. “Saya sebetulnya nggak niat
beli ikan tapi kasihan lihat mereka,” ungkap Agus, warga yang kebetulan
melintas
Sumber RadarTasikmalaya