Pangandaran, myPangandaranNews - Tak terasa sudah sepuluh tahun berlalu dari kejadian pilu waktu itu di tahun 2006, di mana pada tanggal 17 Juli tepat pukul 16.10 Wib Pangandaran di guncang gempa dan di susul dengan bencana tsunami yang memporak-porandakan jalur pesisir pantai Pangandaran. Lebih dari 500 jiwa melayang dan kerugian mencapai milyaran.
Namun Pangandaran tetap semangat melanjutkan hidupnya, hingga yang tadinya masih menyatu dengan kabupaten Ciamis, kini menjadi kabupaten pariwisata yang mandiri dengan kepemimpinan di bawah bupati warga asli Pangandaran.
Tanpa bermaksud mengungkit kejadian pilu tersebut, Kompepar dan penggiat pariwisata lainya berinisiatif melakukan gelaran doa bersama mengajak seluruh warga masyarakat Pangandaran untuk mendoakan saudara-saudara yang telah gugur mendahului, serta sekaligus memberikan edukasi mitigasi bencana, serta rangkaian kegiatan yang rencananya akan di hadiri Bupati Pangandaran, dan akan di laksanakan di Parkir area Boulevard Pantai Barat Pangandaran pada Minggu, 17 Juli mendatang.
Rangkaian acara akan diisi dengan dibagikanya sebatang lilin, dan acara doa bersama serta sambutan dan petikan semangat yang bertemakan "tsunami berlalu Pangandaran bangkit melaju" serta seni teatrikal dari pemuda kreatif Pangandaran serta tausyiah yang akan di sampaikan oleh ustadz.
Menurut ketua Kompepar Kabupaten Edi Rusmiadi, dalam rangkaian acara diharapkan kepada warga Pangandaran untuk turut hadir dan mendoakan, serta mengenang momentum satu dekade tsunam tersebut, dan semoga dapat menjadi ajang edukasi dan refleksi bagi warga Pangandaran pada khususnya.
