Pangandaran, myPangandaran ; Memasuki masa transisi musim, dari musim panas ke musim hujan, suhu udara di Pangandaran ikut meningkat. Akibatnya mudah terasa gerah, bahkan bisa menyebabkan dehidrasi. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca di propinsi Jawa Barat di Sekitaran Banjar-Pangandaran berawan dengan suhu 22–33 derajat Celsius. Kelembapan 53–93%. Suhu ini meningkat dibandingkan biasanya yang hanya berkisar 20–30 derajat Celsius. Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Mulyono Rahadi Prabowo, dikutip dari beberapa sumber, memasuki bulan Oktober ini Pangandaran memasuki transisi musim.
Posisi matahari berada di belahan bumi bagian selatan atau persis berada di atas bumi Pulau Jawa. Hal itu membuat suhu menjadi tinggi. Jumlah cadangan uap air juga cukup banyak sehingga menutupi pergerakan udara. “Ketika udara sedikit, suhu udara menjadi meningkat, tentu saja mudah menimbulkan gerah dan dehidrasi,” ujarnya kemarin. Rasa panas dan gerah itu sangat dirasakan masyarakat pada waktu pukul 12.00 hingga 15.00 WIB.
Dalam rentang waktu itu suhu udara mencapai puncaknya, 33 derajat Celsius. Lantas turun hingga 22 derajat Celsius setelah memasuki pukul 16.00 WIB hingga matahari terbenam. Potensi cuaca hujan ringan hanya terjadi di pagi hari. Hal itu karena Pangandaran seharusnya memang memasuki musim hujan, tapi tingkatnya masih rendah dan intensitasnya fluktuatif. Dia menyarankan agar masyarakat yang melakukan mobilitas tinggi menghindari transisi suhu udara yang terekspos.