Pangandaran, myPangandaran.com - Nelayan di wilayah pantai Pangandaran, Parigi, Batu Karas dan sekitarnya Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Pangandaran tengah panen ikan sebelah. Hanya saja untuk mendapatkan ikan jenis tersebut nelayan harus berjuang melawan ombak besar di tengah laut.
Ikan dengan badan berbentuk pipih dengan kedua mata berada di bagian atas itu belakangan banyak ditemukan dikawasan laut yang dasarnya berupa pasir atau lumpur. Selain ikan sebelah, nelayan juga banyak mendapat rajungan sejenis kepiting laut.
"Kondisi ombak di tengah laut masih cukup tinggi, akan tetapi hasilnya juga masih lumayan. Apalagi saat ini juga masih banyak nelayan yang belum kembali melaut, karena masa packelik. Bagi kami dimana ikan berada, terus kami kejar dan tangkap," tuturp salah seorang nelayan Pangandaran Aas (29), Kamis (7/3).
Ia mengatakan saat ini sebagian besar nelayan di Pangandaran dan sekitaranya masih belum melaut. Hal itu disebabkan karena selain masa paceklik ikan, juga sebagian nelayan juga sibuk menghadapi persiapan panen padi. hal itu juga dilihat datri banyaknya perahu yang diparkir di pantai Timur Pangandaran, tidak jauh darti Cagar Alam Pananjung.
"Kalau yang punya sawah, sekarang sedang bersiap untuk panen. Ketika masa paceklik ikan, banyak di antara kami yang memilih tidak melaut," katanya.
Didampingi nelayan lainnya, Nana, dia menambahkan pada saat ombak besar, udang karasng atau lobster juga mulai keluar. Untuk mernangkap lobster, nelayan harus memasang jaring pada siang hari dan diambil keesokan harinya.
"Kalau lobster bersembunyi di karang. Hari ini kami pasang jaring khusus, besok baru diambil. Udang itu kan binatang yang suka keluar atau aktifitasnya malam hari. Hasilnya tangkapan juga cukup lumayan, apalagi harga lobster juga lebih mahal dibanding ikan," ujarnya.
Terpisah Ketua Rukun Nelayan (RN) Bojongsalawe, Kusin mengatakan sejak beberapa hari ini sedang musim ikan sebelah. Musim ikan sebelah tersebut berlangsung saat ombak di tengah laut besar. Untuk mencapai lokasi nelayan sedikitnya harus menempuh perjalnan sekitar satu jam.
"Beberapa bulan sebelumnya kami mengalami masa paceklik ikan, sekarang nelayan sudah mulai aktif. Hanya saja untuk mendapat ikan sebelah, lokasinya di tengah, tidak jauh dari laut lepas sebelas selatan Pulau Nusakambangan," ungkapnya.
Dia mengatakan saat ini harga ikan sebelah mencapai Rp 7.000 - Rp 17.000 per kilogram. Harga tersebut lebih mahal dibandingkan pada saat seminggu sebelumnya.
"Semakin besar ukurannya, harga tambah mahal. Saat ini naik sekitar Rp 2.000 di banding seminggu yang lalu. Untyuk jenis ikan lainnya praktis kosong, hanya ikan sebelah, rajungan dan sedikit lobster," kata Kusin.
Naiknya harga ikan sebalah juga dibenarkan salah seorang juru lelanbg di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Parigi, Ny. Osih.
Dia mengatakan saat ini transaksi lelang didominasi oleh ikan sebelah, sedangkan untuk ikan jenis lainnya sangat sedikit. Selain ikan sebalah, ada juga lelang rajungan, udang dan lobster atau udang karang.
"Ikan bawal, layur maupun tengiri relatif tidak ada. Sekarang lagi musim ikan sebelah, kami juga menyebut dengan ikan lelendra. Harganya naik dibanding seminggu lalu. Misalnya ukuran besar sebelumnya Rp 15.000 sekarang naik menjadi Rp 17.000 - Rp 17.500 per kilogram. Apabila hasil tangkapan semakin berkurang, harga juga bakal kembali naik. Sumber : Pikiran Rakyat