Pangandaran,myPangandaran.com-
Nelayan di wilayah pantai selatan Jawa, seperti Kabupaten Cilacap serta Ciamis dan sekitarnya diminta terus meningkatkan kewaspadaan. Diperkirakan gelombang besar masih akan terus berlangsung hingga bulan Maret.
"Sampai saat ini belum ada tanda-tanda gelombang akan mengecil, untuk itu akan lebih baik apabila nelayan juga lebih meningkatkan kewaspadaan, terlebih untuk perahu yang ukurannya kecil. Selain gelombang besar, juga tidak menutup kemungkinan terjadi badai tropis," ungkap Prakirawan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cilacap, Pujiono, Minggu (15/2).
Bertiupnya angin barat yang sampai saat ini belum juga menunjukkan penurunan, merupakan salah satu pemicu terjadinya gelombang besar terutama di tengah laut.
Berdasarkan prakiraan, sampai dengan dua hari ke depan ketinggian gelombang masih relatif tidak berubah banyak dibandingkan sebelumnya yakni mencapai 2,5 meter di pantai dan di tengah laut 3 meter. Sedangkan kecepatan angin di pantai mencapai maksimum 40 km per jam dan di samudra mencapai 50 km per jam. Sementara untuk cuaca hujan ringan hingga sedang.
"Berdasarkan potensi yang ada, memang akan semakin meningkat, karena saat ini di barat tekanannya masih rendah. Dengan demikian ada potensi munculnya badai tropis, yang diikuti angin kencang dan gelombang tinggi," ucapnya menjelaskan.
Masih tingginya gelombang di tengah laut, dan datangnya musim paceklik juga menjadikan nelayan di Pangandaran, Nusawiru, Batukaras, Madasari, Bagolo bahkan juga Kab. Cilacap Prov. Jateng dan sekitarnya lebih banyak melabuhkan perahunya di pantai ketimbang melaut. "Daripada melaut tidak dapat hasil, lebih baik tidak melaut. Paling hanya dua sampai tiga kali dalam seminggu. Itu pun kadang tidak dapat ikan," ungkap nelayan Nusawiru, Hasmudi.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Balawista Pangandaran, Hery Haerudin juga membenarkan laut pasang masih cukup tinggi. Selain itu juga diikuti dengan bertiupnya angin barat yang cukup kencang. Bertiupnya angin barat juga berpengaruh terhadap aktivitas nelayan.
"Kondisi itu memicu banyaknya ombak pecah yang tidak beraturan. Hal tersebut juga berbahaya bagi orang yang berenang di pantai. Sebenarnya yang berbahaya di Pangandaran adalah arus baliknya, namun saat ini juga ditambah dengan pecahnya ombak tidak beraturan sehingga munculnya banyak titik air," ungkapnya seraya menambahkan saat selama Sabtu (14/2) Minggu (15/2) wisatawan yang datang ke Pangandaran cukup banyak.