Pangandaran,myPangandaran.com-Ubur-ubur membuat kesal sejumlah nelayan di Pangandaran, Ciamis akhir-akhir ini. Hal itu terjadi karena setiap kali mereka menarik jaring, terdapat ubur-ubur dalam jumlah banyak di antara ikan dan udang.
Ratiah (50), pemilik jaring arad yang biasa beroperasi di Pantai Timur Pangandaran menjelaskan, sejak kemarau melanda wilayahnya, mereka “panen” ubur-ubur. Pasalnya, setiap kali jaring berhasil ditarik ke daratan, dipastikan jaringnya mendapatkan ubur-ubur.
“Jumlahnya kadang melebihi hewan yang sengaja dicari, yakni rata-rata sebanyak 20 – 30 ekor. Kesalnya, hewan tersebut membuat kulit gatal-gatal,” kata Ratiah. Ubur-ubur memang merupakan hewan laut yang dapat menimbulkan gatal-gatal jika mengenai kulit, dengan bentuk bulat warna hijau dan berbentuk lonjong warna bening.
Ranto, nelayan Pangandara lain menjelaskan, belakangan ini, setiap kali menarik jaring ia dan kelompoknya biasa mendapatkan uwur-uwur 45 – 60 ekor. Celakanya, kata Ranto, kadang-kadang hewan yang membuat gatal di kulit tersebut, nyaris tidak kelihatan di antara tumpukkan ikan, sehingga tanpa sengaja mengenai kulitnya.
Dia menambahkan, kalau saja ubur-ubur itu dikumpulkan, beratnya dipastikan lebih dari dua kuintal. “Hewan itu ya kami buang saja karena tidak bisa dimakan,” kata dia.
Akan tetapi, dia mengaku tidak heran dengan banyaknya ubur-ubur di Pangandaran. Menurut dia, sekarang ini, sedang masuk ke musim kemarau. Pada musim kemarau seperti ini, suhu air laut dingin. Akibatnya, hewan laut tersebut bergerak ke tepi pentai.
Kehadiran ubur-ubur tersebut juga ternyata membuat sejumlah wisatawan di Pangandaran banyak yang mendadak gatal-gatal karena bersentuhan dengan ubur-ubur. Kepada “PR”, sejumlah wisatawan yang biasa melakukan aktifitas di pantai setiap kali ke Pangandaran, terpaksa hati-hati karena takut bersentuhan dengan ubur-ubur.
“Ya, saya terpaksa melarang anak-anak untuk berenang di pantai. Itu terjadi setelah ada beberapa anak yang mendadak gatal-gatal. Mereka sepertinya bersentuhan dengan ubir-ubur,” ujar Tuti, seorang guru asal Sumedang yang sengaja membawa anak didiknya berwisata ke Pangandaran, Minggu (26/6).
Sementara, liburan akhir pekan di Pantai Barat Pangandaran ditandai dengan sejumlah kecelakaan laut. Data yang dihimpun Balawisata Pangandaran (Minggu siang 26/6) terdapat 14 wisatawan yang terseret arus.
Menurut catatatn, laka laut itu tidak mengakibatkan korban jiwa. Akan
tetapi, peristiwa tersebut telah menyebabkan kepanikan bagi sejumlah
wisatawan.
Ketua Balawista Pangandaran Dodo Taryana (33) menjelaskan, penyebab
wisatawan yang mengalami laka laut, akibat banyaknya bentukkan arus
pinggir yang sangat kuat. “Walaupun wisatawan menggunakan peralatan
selancar, potensi tenggelam tetap ada, karena terbawa arus yang kuat,”
kata Dodo. Karena itulah, kata dia, anggota Balawista disiapkan penuh di
pantai.