Ekosistem Pantai Pangandaran Rusak, Paceklik Ikan Berkepanjangan


Ekosistem Pantai Pangandaran Rusak, Paceklik Ikan Berkepanjangan

Pangandaran,myPangandaran.com-Rusaknya ekosistem lingkungan pantai di kawasan Pangandaran menjadi penyebab utama terjadinya paceklik ikan di kawasan yang pada bulan Juli tahun 2006 hancur akibat diterjang gelombang pasang tsunami. Saat ini kawasan pantai hingga sejauh empat mil laut, kondisi lingkungannya rusak berat sehingga populasi ikan semakin berkurang.

"Hasil kajian kami paceklik berkepanjangan, salah satu penyebab adalah rusaknya lingkungan kawasan pantai hingga sejauh empat mil laut. Kawasan tersebut merupakan lokasi yang selama ini menjadi area utama nelayan dalam mencari ikan. Terus terang saat ini sudah terjadi kelebihan penangkapan, sementara arealnya terbatas," tutur Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Ciamis Jeje Wiradinata, Selasa (21/6).

Dia mengatakan, perbadingan alat tangkap seperti armada maupun alat tangkap sudah tiak seimbang dengan luas wilayah tangkapan. Dengan demikian upaya untuk memerbaiki kondisi tersebut dengan menjaga kelangsungan hidup ekosistem, seperti terumbu karang dan lainnya . Upaya lain dengan mencari ikan pada lokasi yang lebih jauh atau di samudra lepas.

"Kendalanya sampai saat ini Pangandaran tidak memiliki kapal besar. Untuk mengatasi kekosongan tersebut, kami sudah minta bantuan empat kapal berukuran tiga puluh gross ton kepada Departemen Kelautan dan Perikanan, melalui program seribu kapal. Dengan adanya kapal besar, maka nelayan dapat mencari ikan di lautan yang lebih jauh, di samudra," katanya.

Selain itu, lanjutnya adalah dengan menggalakkan program pemasangan rumpon yang merupakan tempat untuk berkembangbiaknya biota laut, pada zona tertentu. Semakin banyak rumpon sebagai sarana untuk merekayasa ekosistem yang dipasang, tambah Jeje, maka sasaran tangkapan akan semakin banyak. "Nantinya nelayan bisa langsung menuju area tangkap. Pada saat melaut menuju sasaran, mereka sekaligus memasang rumpon di tempat lain," jelasnya.

Pada bagian lain Ketuya HNSI Kabupaten Ciamis, Jeje Wiradinata juga mengungkapkan saat ini tengah mengajukan bantuan beras untuk nelayan. Salah satu alasan pengajuan bantuan tersbeut, berkenaan dengan semakin terpuruknya nasib nelayan akibat musim paceklik ikan yang berkepanjangan. Bantuan darurat tersebut, lanjutnya diberikan kepada nelayan yang saat ini jumlahnya sekitar 13.000 orang.

"Perhitungan kami, bantuan beras sebanyak lima kilogram per jiwa. Tahun yang lalu ada bantuan beras yang totalnya sekitar 70 ton. Untuk tahun 2011 ini masih dalam proses. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telahy memberikan bantuan tersebut," katanya.

Jeje mengungkapkan masa paceklik ikan di kawasan Pangandaran dan sekitarnya seperti di Batukaras, Bojongsalawe dan lainnya sudah berlangsung sekitar tiga tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, lanjutnya,sejumlah petani maupun keluarganya melakukan pekerjaan sampingan, seperti menjadi penjual ikan asin, menjadi awak perahu pesiar, termasuk penjual berbagai asesoris. "Kami butuh bimbingan pemerintah, terutama bantuan modal, selain itu juga pembinaan manajemen usaha sederhana," tutur Jeje.(Sumber PikiranRakyat)



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini