Revitalisasi Pasar Pananjung Tersendat: Anggaran Minim, Pedagang Bertahan dengan Swadaya


Revitalisasi Pasar Pananjung Tersendat: Anggaran Minim, Pedagang Bertahan dengan Swadaya

PANGANDARAN – Sudah lebih dari tiga dekade, Pasar Pananjung di Kabupaten Pangandaran berdiri tanpa pernah tersentuh revitalisasi menyeluruh. Pasar yang dibangun pada awal 1990-an itu kini kian memprihatinkan, dengan akses jalan becek, drainase buruk, dan sejumlah kios yang lapuk dimakan usia.

 
Pasar yang berjarak sekitar dua kilometer dari Pantai Pangandaran ini menjadi denyut ekonomi masyarakat lokal. Namun, suasana di dalamnya kini semakin sepi. Banyak kios tutup karena pembeli berkurang, terutama saat musim hujan ketika jalanan berubah jadi genangan lumpur dan aroma tak sedap menyeruak dari saluran air yang tersumbat.
 
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Pangandaran (HP2P), Suryaman, mengatakan bahwa wacana revitalisasi Pasar Pananjung sebenarnya sudah bergulir sejak 15 tahun lalu, bahkan sebelum Pangandaran resmi menjadi daerah otonomi baru.
 
“Sudah sejak tahun 2010 sering rapat koordinasi dengan pemerintah, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Pasar ini berdiri dari awal 1990-an, belum pernah ada perbaikan besar,” ujar Suryaman, Rabu (15/10/2025).
 
Dalam menghadapi kondisi itu, para pedagang memilih bertahan dengan cara gotong royong. Mereka memperbaiki jalan dan fasilitas sederhana dari hasil iuran bersama. “Untuk saat ini, kami maklum. Kondisi keuangan daerah juga terbatas. Yang penting bisa tetap jualan,” katanya.
 
Suryaman juga menyoroti persoalan drainase yang sering membuat air meluap dan mengotori area dagang. Dari sekitar 700 kios yang ada, hanya sekitar 60 persen yang masih aktif. “Sisanya sudah tutup. Banyak pedagang fesyen yang tidak bisa bersaing dengan penjualan daring,” jelasnya.
 
Menanggapi hal tersebut, Bupati Pangandaran Hj. Citra Pitriyami mengakui bahwa pemerintah daerah belum mampu mengalokasikan anggaran untuk revitalisasi penuh pasar tersebut. Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran, biaya perbaikan menyeluruh diperkirakan mencapai Rp80 miliar.
 
“Kalau seluruhnya dibebankan ke APBD, tentu tidak akan cukup. Sekarang kami fokus dulu pada perbaikan drainase dan akses jalan karena itu yang paling mendesak,” ujar Citra usai meninjau lokasi pasar.
 
Meski begitu, Citra memastikan rencana revitalisasi tetap masuk dalam prioritas jangka menengah pemerintah daerah. “Kita lagi hitung kemampuan APBD, mudah-mudahan nanti ada bantuan dari provinsi atau pusat. Kalau cuma dari APBD, keuangannya sangat terbatas,” tambahnya.

 





Bisnis Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini