Penolakan KJA Berlanjut, 1.040 Pelaku Usaha Pantai Timur Pangandaran Terdampak Mata Pencaharian
Oleh Amin Pnd | Selasa, 19 Agustus 2025 04:58 WIB | 29 Views
Pangandaran, mypangandaran – Pasca deklarasi penolakan Keramba Jaring Apung (KJA) di kawasan beach strip Susi Air pada Rabu (13/8/2025), isu ini kembali mencuat dan ramai diperbincangkan publik. Nama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, bahkan ikut viral di media sosial setelah pernyataannya yang menyinggung Universitas Padjadjaran (Unpad) menjadi sorotan.
Namun, para pelaku usaha wisata di Pangandaran menegaskan bahwa polemik yang melebar tidak akan mengurangi fokus perjuangan mereka. Ketua Forum Komunikasi Para Pelaku Wisata Pangandaran (FK2WP), Iwan Sofa, menekankan bahwa pihaknya tetap solid dalam satu semangat: menolak keberadaan KJA di kawasan Pantai Timur Pangandaran.
“Kami masih dalam satu ikatan, satu semangat untuk menolak KJA. Adapun ada berita yang memojokkan tokoh yang dianggap mewakili kami, itu tidak akan menyurutkan langkah kami. Penolakan terhadap KJA akan terus kami suarakan,” kata Iwan, Selasa (19/8/2025).
Iwan menambahkan, ada 1.040 pelaku usaha yang menggantungkan hidup dari aktivitas wisata di Pantai Timur. Keberadaan KJA, kata dia, berpotensi mengancam mata pencaharian ribuan orang tersebut.
“Pantai Timur adalah pusat aktivitas wisata air sekaligus jalur keluar masuk perahu nelayan. Jika KJA dipaksakan beroperasi, tentu akan sangat mengganggu. Atas dasar moral dan nurani, kami tidak akan tinggal diam,” tegasnya.
Meski saat ini KJA belum resmi beroperasi, sejumlah unit keramba sudah mulai diturunkan ke area yang selama ini menjadi pusat kegiatan wisata air. Kondisi ini, menurut para pelaku usaha, semakin memperkuat kekhawatiran bahwa pariwisata dan nelayan tradisional di Pangandaran akan terganggu jika KJA dibiarkan berjalan.