Pangandaran,myPangandaran.com-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) akan membantu dalam melakukan survei dan pengukuran potensi sumber-sumber energi baru terbarukan di kawasan wisata Pangandaran.
Hal ini merupakan bagian dari kontribusi untuk mitigasi perubahan iklim dan reduksi emisi di Indonesia. Khususnya dalam upaya menyelamatkan terumbu karang Pangandaran yang rusak akibat suhu laut yang memanas.
"Energi bersih yang akan dikembangkan di wilayah tersebut kemungkinan antara energi angin dan panel surya. Jika akan dikembangkan energi angin, saya sarankan yang terpusat, banyak unit dalam satu kawasan," ujar Direktur Konservasi Energi Ditjen EBTKE, Maryam Ayuni di sela-sela Launching “Efisiensi Energi Untuk Pariwisata Berkelanjutan di Pangandaran 2010-2013” di Gedung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (25/01).
The United Nation World Tourism Organization (UNWTO) bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) dan instansi terkait lainnya telah mengimplementasikan program pengembangan pariwisata yang mendukung konservasi keanekaragaman hayati di Pangandaran pada tahun 2006-2009. Untuk mengembangkan pariwisata yang baik dan berkelanjutan, pada 2010-2013 UNWTO akan mengimplementasikan program lanjutan terutama dalam pencapaian efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan rehabilitasi ekosistem pantai di Pangandaran.
Pihak Kemenbudpar menyatakan, alasan mengembangkan energi terbarukan di kawasan Pangandaran karena sudah merasakan akibat dari perubahan iklim yang ditandai mulai memanasnya suhu air laut yang menyebabkan rusaknya terumbu karang.
Maryam menjelaskan selain di Pangandaran, rencananya akan dikembangkan lagi 15 kawasan serupa. “Nantinya bukan hanya bertujuan pada pembangunan clean energy tapi akan menuju pada low carbon destination,”katanya.(Sumber Greenmining)