Pangandaran,myPangandaran.com-Kabel sistem peringatan dini atau EWS (early warning system) tsunami Pangandaran yang menghubungkan alat pemantau di cagar alam dengan pos Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) di Pantai Barat Pangandaran, disingkirkan. Kabel tersebut terpaksa digulung selain karena alatnya sudah tidak bisa dioperasionalkan, juga dinilai mengganggu pemandangan.
"Kalau masih berfungsi, tentunya kabel tersebut tetap kami pertahankan, tetapi kenyataan sudah lama alat peringatan dini pendeteksi tsunami sudah tidak berfungsi, sudah rusak. Jadi daripada mengganggu pemandangan lebih baik seluruh kabel yang menghubungkan antara piranti di kantor (Balawista) dengan alat pendeteksi yang dipasang di cagar alam, terpaksa digulung. Merusak pemandangan," tutur Kepala Balawisata Pangandaran Dodo Taryana, Minggu, (16/1).
Didampingi sekjen Balawista, Asep, lebih lanjut dia mengungkapkan, kabel yang dilepas atau digulung sepanjang satu kilometer. Ketika piranti EWS masih dapat diopersikan kabel tersebut dipasang dengan sejumlah tiang dan pohon yang ada di tepi jalan, mulai Kantor Balawista sampai dengan alat detksi di cagar alam. Saat masih beroperasi, keberadaan kabel tersebut sangat vital, karena merupakan satu-satunya sarana penghubung antara alat EWS.
Dodo mengatakan, alat lain yang saat ini masih tetap dipertahankan adalah kamera CCTV yang dipasang di salah satu sudut plafon Balawista yang menghadap ke laut. Meskipun sudah tidak lagi berfungsi, akan tetapi masih tetap dipasang. Kamera tersebut, lanjut dia, mampu mendeteksi ketinggian pasang naik dan pasang surut air. Selain siang hari, pada malam hari alat tersebut juga dapat mendeteksi pasang naik maupun pasang surut air.
"Kamera yang mirip CCTV tetap pada tempatnya. Alat tersebut merupakan satu kesatuan sistem dengan EWS lainnya. Kami berharap pemerintah kembali memberikan piranti EWS yang lebih modern, sehingga secara otomatis mampu menangkap seluruh kejadian yang ada. Alat yang sudah rusak tersebut masih manual, sehingga harus dijaga selama 24 jam terus menerus, padahal tenaga kami sangat terbatas," tutur Dodo.
Sementara Asep mengatakan, berkenaan dengan habisnya masa liburan,
jumlah pengunjung di pantai Pangandaran juga berkurang. Namun demikian
sampai saat ini kunjungan wisatawan masih cukup ramai. "Kalau wisatawan
sedang sepi, pantai lebih banyak didominasi oleh warga
setempat," ungkapnya.