Padaherang, myPangandaran.com - Tidak kurang dari 20 warga Ciamis selatan mendatangi Kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy di Banjar, Selasa (28/12). Kedatangan warga Ciamis selatan tersebut untuk meminta BBWS Citanduy memperbaiki saluran pengendalian banjir di Padaherang, agar tidak menyebabkan bentrok atau konflik antarwarga seperti yang nyaris terjadi baru-baru ini.
Hadir pada kesempatan tersebut, antara lain Camat Padaherang Heri Rianto, Kepala Desa Paledah Sano, Kepala Desa Mauyungsari, Turino,anggota DPRD Ciamis asal Padaherang Erma Bastaman, dan Iwan Setiawan, Ketua Presidium Kab. Pangandaran, Supratman B.Sc. Mereka ditetima Kepala BBWS Citanduy Ir. Agus Raharjo dan sejumlah kepala bidangnya.
Dalam pertemuan itu, Kepala Desa Paledah Sano menginginkan agar pesawahan Blok Ciilat seluas 240 ha yang terdapat di desanya tidak lagi manjadi pembuangan air dari Desa Maruyungsari (Kec. Padaherang), Kertajaya, dan Sukamaju (Kec. Mangunjaya). Jika jadi pembuangan air, kata Sano ratusan sawah di Desa Paledah akan mengalami banjir. Banjir itu akan terjadi lama, karena tidak ada saluran air yang dapat mengalirkan air ke sungai di dekatnya (Sungai Ciseel dan Citanduy). Sebaliknya, pesawahan di desa-desa terdekat mengalami panen, sehingga memicu kesenjangan sosial.
Kepala Desa Maruyungsari Turino menambahkan, terjadinya banjir di pesawahan Ds. Paledah akibat saluran pembuangan air yang mengarah ke ke Blok Cipanggang Ds. Sukanaga banyak mengalami pendangkalan. Bahkan, di salah satu titik, saluran air dibendung menggunakan gorong-gorong sehingga air dari Ds. Paledah mengalami sumbatan.
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan, ratusan warga dari dua desa, yakni Desa Paledah dan Maruyungsari, Kec. Padaherang, Ciamis, nyaris bentrok, Minggu (26/12). Bentrok bermula dari kedatangan ratusan warga Paledah ke Sungai Ciilat dengan maksud membendung sungai tersebut. Menurut warga Paledah, penyebab banjir di sawah mereka, adalah air dari Ciilat.
Akan tetapi, upaya itu mendapat penentangan dari warga Desa Maruyungsari. Mereka tidak terima sungai itu dibendung, karena akan menyebabkan pesawahan di Maruyungsari terendam. Akhirnya, antara dua warga desa itu sempat tegang, bahkan nyaris terjadi perang.
Kepala BBWS Citanduy Agus Raharjo menjelaskan, persoalan banjir di Kec. Padaherang dan sekitarnya terutama akibat posisi pesawahan lebih rendah dari permukaan air Citanduy atau Ciseel. Akibatnya, jika air di Sungai Ciseel atau Citanduy sedang besar, kemudian mengalir ke pesawahan.
“Pokoknya jika permukaan air Citanduy atau Ciseel mengalami kenaikan 200 cm, maka banjir di pesawahan Kec. Padaherang dan sekitarnya setinggi 150 cm. Sehingga, untuk menghilangkan banjir di kawasan Kec. Padaherang tidak mungkin, yang mungkin bisa hanya mengurangi ketinggian banjir,” papar Agus. ( Sumber Pikiran-Rakyat)