Diisukan Punya Santet, Pasutri Diusir Warga


Diisukan Punya Santet, Pasutri Diusir Warga

Pangandaran,myPangandaran.com-Miris, bila mendengar nasib Paun (83) dan Dodoh (85), warga Dusun Kalapa Tiga RT 04/08 Desa Babakan Kecamatan Pangandaran. Ia harus angkat kaki dari tempat perantauannya karena diisukan memiliki ilmu santet.Pasangan suami istri (pasutri) itu diminta meninggalkan Dusun Kalapa Tiga dengan batas waktu 14 hari, terhitung mulai Kamis (18/11). Pengusiran warga asal Kecamatan Cigugur dituangkan dalam surat pernyataan yang dibuat di kantor Desa Babakan, kemarin.

Informasi dihimpun entah dari mana asalnya, namun sempat beredar kabar di masyarakat bahwa Paun dan Dodoh memiliki ilmu santet. Kabar yang sudah lama tersiar tersebut membuat warga di Dusun Kelapa Tiga resah. “Setelah ada kabar itu, masyarakat di sini jadi ketakutan, akhirnya timbul masalah ini (pengusiran, red),” tutur salah seorang warga yang enggan dipublikasikan namanya.

Desa Babakan memang dikabarkan menjadi tempat pelarian bagi warga yang yang diisukan memiliki ilmu santet. Paun dan Dodoh pun pindah ke Pangandaran dari Cigugur saat kasus penganiayaan dukun santet santer di wilayah Ciamis Selatan belasan tahun lalu. “Ya di sini banyak pendatang yang katanya dulu di daerahnya juga diusir karena punya ilmu santet. Ada yang ramai (dibicarakan, red) seperti sekarang, tapi banyak juga yang baik-baik saja. Mungkin karena kurang berbaur sama masyarakat,” tuturnya.

Kapolsek Pangandaran AKP E Sutisna melalui Babinkantibmas Desa Babakan Brigadir Polisi Kanda membenarkan adanya pengusiran tersebut. Meskipun tidak ada bukti kuat, warga bersikukuh menolak pasutri tersebut tinggal di lingkungannya.Warga mendesak kepada petugas dan aparat pemerintahan desa untuk memindahkan keduanya ke tempat lain di luar Desa Babakan. Guna menghindari aksi massa, petugas dan pemerintah desa inisiatif melakukan musyawarah dengan warga dan para tertuduh.

“Kami kumpulkan mereka di desa untuk musyawarah. Saya memberikan penjelaskan kepada kedua belah pihak, namun warga bersikukuh agar keduanya pindah. Dengan alasan keamanan, disepakati untuk membuat pernyataan bersama,” tuturnya. Kanda menjelaskan kedua pasutri tersebut awalnya menolak pindah karena tidak merasa memiliki ilmu santet seperti yang dituduhkan warga. Namun setelah diberi pengertian, mereka mengerti dan legowo untuk meninggalkan Desa Babakan.

“Keduanya menangis, malahan bersumpah di hadapan kami tidak memiliki ilmu santet. Kami sangat mengerti. Namun kami selaku petugas tidak menghendaki terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan karena warga tetap menghendaki keduanya pindah,” tegasnya. Babinkantibmas mengemukakan warga siap membantu membongkar rumah Paun. Jika dalam waktu yang ditentukan keduanya tidak pindah, warga tidak mau bertanggung jawab, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.

“Jadi, ini demi keselamatan. Keduanya juga tidak akan nyaman lagi tinggal di sana (Babakan). Namun bukan kami berpihak kepada lingkungan karena sebagai petugas kami tidak bisa menuduh tanpa barang bukti, apalagi mengusir mereka,” ujarnya. Dia berharap Paun dan Dodoh bisa menemukan timpat yang layak. “Mudah-mudahan saja mereka bisa menjalankan kehidupan yang lebih tenang di tempat lain dan tidak menjadi permasalahan lagi di kemudian hari,” ungkapnya.

Agar tidak menimbulkan permasalahan di tempat lain, kata dia, dalam surat pernyataan disebutkan keduanya bersedia untuk pindah domisili ke luar Desa Babakan karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan setempat. (RadarTasikmalaya)



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini