Pangandaran,myPangandaran.com-Diduga akibat banyak truk betonase tinggi, Jalan Raya Pangandaran-Cimerak di selatan Ciamis, Kab. Ciamis, saat ini dalam keadaan rusak parah. Rusaknya jalan tersebut berakibat kepada lamanya waktu tempuh Pangandaran-Cimerak. Pengguna jalan pun banyak yang berfikir beberapa kali sebelum menggunakan jalan tersebut karena khawatir kendaraannya rusak.
“Saat jalan masih bagus, Pangandaran-Cimerak bisa ditempuh kurang dari satu jam. Tetapi sekarang, waktu tempuhnya bisa mencapai dua jam setengah, “ kata Tutun (45), warga Cijulang yang juga pegawai negeri sipil di Setda Ciamis, Minggu (21/11).
Sebelum jalan rusak, tutur dia, mengemudikan kendaraan dari Pangandaran ke Cimerak sangat mengasyikkan. Pasalnya, selain karena kendaraannya tidak sepadat di kawasan perkotaan, juga karena di jalur tersebut banyak lokasi wisata. Tetapi setelah rusak, tiap kali menggunakan jalan tersebut, yang muncul bukan rasa senang melainkan perasaan kesal. “Sekarang, kalau tidak terlalu penting, saya jarang ke Cimerak. Saya juga takut kendaraan cepat rusak,” ujar pemilik kendaraan jenis sedan itu.
Karsidi (52), sopir bus Cijulang-Tasikmalaya menambahkan, sepengetahuannya rusaknya ruas jalan sepanjang kurang lebih 50 km dari Pangandaran-Cimerak tersebut dipastikan karena banyak truk bertonase tinggi, baik yang mengangkut pasir maupun batu.
Rusaknya jalan Cimerak-Pangandaran tersebut, ternyata bukan hanya dikeluhkan pengguna jalan, tetapi juga pengelola wisata termasuk oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Parawisata Pangandaran Endang Sukirna, M.Si. Pasalnya, banyaknya truk bertonase tinggi tersebut telah menyebabkan lokasi wisata rusak karena sebelum ke Cijulang, truk masuk dulu ke kawasan wisata.
Dalam keterangannya Endang Sukirna, M.Si. mengatakan, ketika ruas jalan Pangandaran-Cimerak rusak parah, ternyata ratusan truk pasir menggunakan jalan yang terdapat di lokasi wisata. Truk-truk bermuatan pasir besi tersebut memakai jalan Cikembulan-Pangandaran via Pamugaran.
“Kapasitas jalan di lingkar selatan Pangandaran itu, bukan untuk dijelajahi kendaraan yang bertonase tinggi. Apalagi volume truk pengangkut pasir itu mencapai ratusan kali lewat ke sana, sehingga jalan yang semula mulus itu, sekarang banyak yang berlubang,” kata Endang.
Berdasarkan pantauan , bukan hanya di lokasi wisata, kerusakan jalan akibat truk pengangkut pasir juga mengakibatkan jalan di bilangan Pasar Pangandaran manjadi rusak. Jalan sepanjang dua km yang terdapat di depan dan belakang pasar Pangandaran bergelombang layaknya kubangan kerbau.
“Wah repot, kalau penggunaan jalan oleh truk pengangkut pasir tidak dibatasi jalan di bilangan Pasar Pangandaran akan semakin parah. Itu sih, tonase muatan tidak dibatasi dan volume kendaraan tidak diatur sehingga jalanan rusak begini,” kata tokoh masyarakat Pangandaran, Andis Sose, SE.
Dikatakan Andis, beberapa waktu lalu sejatinya jalan yang berlubang di berbagai titik antara Kalipucang-Cimerak pernah diperbaiki. Namun, karena tonase kendaraan tidak dibatasi, perbaikan jalan hanya dinikmati beberapa hari saja yang kemudian jalan berlubang kembali. (PR)