Cimerak, myPangandaran.com - Pemerintah Kabupaten Ciamis bersama dengan koperasi nelayan menyalurkan bantuan beras sebanyak 70 ton. Bantuan beras tersebut diberikan kepada nelayan di Cimerak, Parigi, Pangandaran dan sekitarnya, yang sudah sembilan bulan terakhir ini mengalami paceklik ikan.
"Rata-rata mendapatkan beras sebanyak 10 kilogram. Jumlahnya memang sangat sedikit, akan tetapi sedikit banyak dapat membantu meringankan beban nelayan sudah hampir sembilan bulan mengalami paceklik," ungkap Ahmad Irfan Alawi anggota DPRD Ciamis, asal Cimerak, Minggu (14/11).
Didampingi Ketua Rukun Nelayan Mina Cimerak, Agus, lebih lanjut dia mengayakan bantuan beras untuk nelayan tersebut berasal dari APBD untuk dana bantuan nelayan. Bantuan dari pemerintah tersebut terbatas jumlahnya. "Beruntung masih ada tambahan dari koperasi nelayan, yang menyumbang sekitar dua setengah sampai tiga kilogram beras, sehingga yang sampai ke nelayan sebanyak sepuluh kilogram," tuturnya.
Dia mengatakan sedang berupaya untuk mencari tambahan bantuan untuk nelayan. Ahamd Irfan juga berharap adanya kepedulian sosial dari pihak ketika atau swasta ikut meringankan beban hidup nelayan. "Saat musim peceklik banyak nelayan yang mengurangi aktivitasnya di laut. Hal itu juga berkenaan dengan biaya operasional melaut, kadang lebih besar dibandingkan dengan hasil tangkapan," ujarnya.
Pada bagian lain ia mengatakan dengan terbatasnya perahu dan peralatan tangkap, menjadikan nelayan di Ciamis tidak berani jauh dari pantai. Kondisi tersebut berbeda dengan nelayan di Indramayu atau Cilacap yang sudah memakai perahu ukuran yang lebih besar atau kapal. Dengan ukuran kapal yang besar, nelayan mampu melaut hingga ke tengah.
"Ibaratnya nelayan Ciamis hanya mencari ikan di lokasi yang sangat terbatas. Selain temopatnya yang terbatas, ditambah dengan semakin banyaknya nelayan yang mencari ikan di tempat yang sama. Otomatis hasil tangkapannya juga semakin sedikit," katanya.
Akibat semakin langkanya ikan terutama pada saat musim paceklik, dia sampai menyebut saat ini nelayan Ciamis bukan lagi sebagai penangkap ikan, tetapi menjadi pencari ikan. Kondisi tersebut sangat berbeda dengan keadaan beberapa tahun sebelumnya.
"Beberapa tahun yang lalu, setiap melaut nelayan pasti mendapat ikan dalam jumlah banyak. Tetapi yang terjadi sekarang ini sebagian besar justru tidak mendapatkan hasil. Biaya operasional tidak tertutupi dari hasil menjual ikan tangkapan" katanya.
Sementara itu Agus mengaku saat ini kondisi nelayan sudah sangat memprihatinkan. Hal itu disebabkan karena semakin minimnya ikan tangkapan. "Hanya saja karena sudah menjadi bagian dari hidup, nelayan tetap saja melaut. Harapannya tentu dapat ikan ikan yang banyak," tuturnya. (PikiranRakyat)