Keong Emas Mulai Mengganas di Ciamis


Keong Emas Mulai Mengganas di Ciamis

Padaherang, myPangandaran.com -

Serangan hama keong emas mulai mengganas di Kab. Cia-mis. Saat ini sedikitnya lima ribu hektare areal persawahan telah terserang keong emas (pomacea canaliculata la- marck). Apabila tidak segera diberantas secara massal, maka dikhawatirkan serangan ha-ma tersebut akan meluas.

Demikian diungkapkan Koordinator Program Ikatan Pe-tani Pengendali Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI) Kustiwa Adinata, Jumat (29/10) kemarin, di Ciamis. "Saat ini di Ciamis sudah sekitar lima ribu hektar sawah yang diserang ganasnya keong emas. Serangan tersebut semakin sulit dikendalikan, karena selain dukungan iklim, pemberantasannya juga masih manual serta tidak serentak," ujarnya didampingi pengurus lainnya, Een Haerudin.

Mengganasnya serangan ke-ong emas, lanjut dia, juga ber-kenaan dengan populasinya yang bertambah banyak. Karena kondisi itu ditunjang oleh iklim yang sangat mendukung cepatnya perkembangbiakan keong emas. Khusus untuk wilayah Cia-mis, Kustiwa mengungkapkan, serangan hama keong berkulit kuning tersebut, banyak ditemukan di wilayah selatan. Mi-salnya, di Kec. Padaherang, Kalipucang, Parigi, Banjarsari, Lakbok, Manggungjaya, dan Cimerak.

Sedangkan untuk kawasan utara, seranganya relatif lebih sedikit. Di bagian utara relatif lebih aman dari serangan ke-ong emas, karena areal persawahannya tidak begitu ba-nyak tergenang air. "Keong emas sangat senang hidup di sawah yang selalu tergenang air. Dengan adanya tanaman padi, keong emas menempatkan telur di batang padi yang tidak terendam air," ujarnya.

Tanaman padi yang diserang keong emas, lanjut Kustiwa, berumur antara sehari sampai dengan usia sebulan setelah tanam, atau tanaman usia muda. Tanaman yang sudah ter-serang keong emas, tidak bisa lagi menumbuhkan tunas. "Hal itu berbeda dengan serangan hama tikus, tanaman yang dimakan tikus masih dapat tumbuh tunas baru. De-ngan demikian serangan keong emas sebenarnya lebih ganas dibanding tikus," ujarnya.

Mengganti tanaman

Secara terpisah, Muhsin (54) salah seorang petani di Dusun/Desa Handapherang, Kec. Cijuengjing, Kab. Ciamis mengaku, setiap hari harus menyulam atau mengganti tanaman padi yang terserang keong emas dengan tanaman baru. Dia juga mengaku dalam sehari, dua kali memunguti keong emas yang ada di areal sawahnya.

``Hampir setiap hari saya harus masuk ke sawah , soalnya pasti ada tanaman yang dimakan keong emas. Sekalian mengganti tanaman dengan yang baru, saya juga mengambil keong emas,`` ungkapnya di sela memunguti keong emas. (PR)



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini