Pangandaran,myPangandaran.com-Dalam sepekan terakhir, perairan Pangandaran mulai disinggahi rebon
(udang kecil). Hal itu tentu saja membawa berkah bagi nelayan bagang dan
jaring ered (jaring tarik). Keberadaan nelayan tersebut menjadi
kontroversi di kalangan warga dan pemerintah bahkan sempat dilarang.
Namun bagang dan jaring ered tetap menjadi pilihan sebagian nelayan di
Pangandaran.
Dari pantauan kami, hampir setiap hari di Pantai Timur
terlihat aktivitas nelayan bagang dan jaring ered. Nelayan bagang
mencari ikan pada malam hari. Semenatara nelayan jaring ered mencari
ikan siang hari. Dalam sepekan terakhir, nelayan mengakui udang rebon
mendominasi hasil tangkapan.“Alhamdulillah, meskipun harganya murah,
rebon sekarang banyak dan mudah ditangkap, bisa dikatakan musim rebon,”
ungkap Agus, salah seorang nelayan bagang kepada kami, kemarin.
Sekali
melaut, tambah dia, dirinya bisa mendapatkan rebon antara 30 hingga 50
kilogram. Sementara harga jual rebon berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp
3.000 per kilo. “Kalau diantarkan ke bakul (pembeli ikan) harganya tiga
ribu, kalau beli di tempat dua ribu,” ungkapnya. Banyaknya nelayan
yang panen rebon juga mebawa berkah bagi warga lain. Warga yang mendadak
menjadi bakul rebon. Seperti Nenoh (51), warga Dusun Parapat Desa
Pangandaran.
Sejak musim rebon, Nenoh mengalihkan profesi menjadi
bakul rebon. “Biasanya saya jualan ikan asin. Karena Pangandaran lagi
sepi, mumpung lagi banyak rebon, saya jadi bakul. Rebonnya dikeringkan
terus dijual lagi,” tuturnya. Setelah kering dengan pemanasan sinar
matahari, rebon dijual lagi ke penadah dengan harga Rp 12 ribu hingga Rp
14 ribu per kilo. Satu kilogram rebon basah kalau setelah dikeringkan
bobotnya menjadi 2,5 sampai 3 ons.
Rebon kering tersebut, kata dia,
selain dijual ke pasar-pasar tradisional biasanya dikirim keluar kota
seperti Pekalongan dan Madura. “Paling banyak dikirim ke Madura,”
tuturnya. Pantauan Radar, aktivitas warga menjemur rebon paling
banyak terlihat di kawasan Lapang Ketapang Doyong Pantai Timur. Hampir
setiap hari dalam sepekan terakhir kawasan yang kerap dijadikan tempat
festival layang-layang internasional ini, ramai oleh aktivitas warga
yang menjemur rebon.
Sumber RadarTasikmalaya