Pangandaran,myPangandaran.com-Ratusan nelayan Pantai Timur di Dusun Parapat Desa Pangandaran dan Desa
Babakan Kecamatan Pangandaran mengaku kesulitan menambatkan perahunya.
Sungai Cikidang yang saat ini digunakan ratusan nelayan untuk
menambatkan perahu, semakin dangkal.
Saefudin (47), salah seorang
nelayan setempat, menuturkan hampir setiap hari ratusan nelayan harus
antre untuk melintasi Sungai Cikidang terutama di waktu pagi. “Kalau
berangkat melaut, dari jam empat mulai antre.
Kita enggak bisa
cepat-cepat keluar muara, soalnya dangkal, bahaya bisa-bisa nanti perahu
jebol kena batu di bawah sungai,” tuturnya.
Dikatakannya,
pendangkalan paling paling terjadi di muara sungai. Jika air sedang
surut, nelayan harus mendorong perahunya. Lebar air sungai menyusut
hanya tinggal empat meter. “Kalau surut, sungai hanya bisa dilalui satu
perahu.
Itu pun terkadang harus didorong,” terangnya.Informasi
dihimpun Radar, sejak dibangunnya tanggul penahan abrasi di Pantai
Timur, jumlah perahu yang berlabuh di Sungai Cikidang bertambah banyak.
Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah perahu di sungai itu. Namun
menurut penuturan beberapa warga, jumlahnya lebih dari 500 unit.
“Dulu
nelayan menyimpan perahu di sepanjang Pantai Timur. Sekarang sudah
enggak bisa. Otomatis mereka pada pindah ke sini (Sungai Cikidang) sama
pindah ke Cagar Alam,” tutur Aep (37), nelayan asal Dusun Parapat.
Nelayan
di kawasan Pantai Timur berharap pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan
(PPI) Cikidang segera selesai. “Kalau bisa pembangunan PPI mendahulukan
dulu bagian mulut pelabuhan sehingga kami bisa menyimpan perahu. Setelah
itu baru fasilitas di darat seperti jalan pelabuhan,” ujarnya.
Sumber Radartasikmalaya