Cijulang, myPangandaran.com - Polemik pembangunan Pasar Cijulang tampaknya belum menemui titik terang.
Hingga saat ini para pedagang pasar tersebut masih mengeluhkan
kelanjutan pembangunan pasar yang sudah terhenti sejak empat bulan silam
itu. Para pedagang berharap pemerintah turun tangan menangani masalah
yang dihadapi warga pasar.
“Harapan kami, Pasar Cijulang segera
dibangun kembali sehingga bisa berjualan di tempat yang nyaman dan
layak,” tutur Yadi, salah seorang pedagang. Dikatakan, saat ini pedagang
sudah hampir delapan bulan berjualan di tempat relokasi di Dusun Kalen
Wadas, tepatnya di lahan eks Stasiun Cijulang.
Berbulan bulan para
pedagang berjualan dengan kondisi kios darurat terbuat dari bilik dan
kayu. “Kondisi di sini seperti pasar jangkrik, selain bangunannya
sempit, aktivitas jual beli di sini sangat tidak nyaman,” tuturnya.
Hal
senada diungkapkan Rusmini (43), salah seorang pedagang sayuran. Saat
ini ia terpaksa menyewa lahan berukuran 2 x 2 meter dengan biaya sewa Rp
700 ribu sampai bangunan pasar selesai dibangun. “Terpaksa saya sewa
tempat di pinggir jalan, kalau nggak sewa saya mau jualan dimana?”
tuturnya.
Rusmini berharap Pasar Cijulang segera dibangun kembali
baik. “Saya nggak tahu persis seperti apa masalahnya sampai terbengkalai
begini tapi yang pasti kami pedagang berharap pasar segera dibangun
kembali. Kami siap menyicil pembayaran,” ungkapnya.
Menurut dia,
bangunan pasar saat ini tidak terurus. Bahkan, sebagian kayu yang baru
dipasang mulai rusak. Sementara lahan yang akan dibangun juga dipenuhi
rumput.
Keinginan pembangunan Pasar Cijulang segera diselesaikan juga
disuarakan warga Cijulang. Mereka menilai keberadaan pasar sangat
penting mengingat pasar sudah jadi tempat warga beraktivitas memenuhi
kebutuhan hidup.
“Tentu saja saya sebagai warga juga nggak nyaman
berbelanja di sini (tempat relokasi), sudah sempit juga panas,” tutur
Enung (36), salah seorang warga Cijulang saat ditemui Radar seusai
berbelanja kemarin.
Kisruh pembangunan pasar mulai muncul ketika
keluar Kepdes Desa Cijulang No 9 tahun 2009 mengenai jadwal dan aturan
uang muka. Dalam kepdes tersebut disebutkan para pedagang harus
membayar uang muka 25 persen saat pembangunan pasar akan dimulai.
Keputusan
tersebut dinilai memberatkan pedagang karena ada jatuh tempo pembayaran
sementara pembangunan pasar baru akan dimulai.
Permasalahan kembali
muncul mengenai kesepakatan harga kios yang dinilai pedagang terlalu
tinggi. Para pedagang juga mengeluhkan site plan dan bahan bangunan yang
dinilai memiliki kualitas kurang baik.
Pihak desa beberapa kali
memprakarsai pertemuan antara pedagang dengan pemborong yang saat itu
dikerjakan CV Selayu Diah Isama guna membicarakan semua permasalahan
yang dihadapi. Namun belum juga mendapatkan titik terang.
Radar
sempat mendapatkan informasi adanya titik terang pembangunan pasar
Cijulang segera dilanjutkan. Seperti diungkapkan Ketua Himpunan Pedagang
Pasar Cijulang (HP2C) H Samsu awal Juli lalu.
Dikatakan,
pembangunan pasar akan dilanjutkan kembali karena sudah ada kesepakatan
dengan pengembang. Selain itu ada pihak bank yang akan membantu
kelancaran cicilan. Namun hingga saat ini belum juga terwujud dan
membuat warga pasar kembali kecewa