Bantuan Gempa Dipotong


Bantuan Gempa Dipotong

Parigi, myPangandaran.com - Korban gempa di Kampung Karangjaya Desa Karang Benda Kecamatan Parigi, mengeluh. Mereka mengaku dimintai sejumlah uang oleh oknum pokmas setelah dana bantuan rehab dan rekonstruksi dari pemerintah cair. Informasi yang dihimpun, beberapa warga penerima bantuan kategori sedang dengan rata-rata bantuan sebesar Rp 10 juta mengaku diminta menyerahkan uang sebesar Rp 2 juta ke bendahara pokmas tanpa peruntukan yang jelas.

Saat ditemuidi rumahnya Kampung Karangjaya, seorang penerima bantuan, Rukman (51) menceritakan Senin (9/8) menerima bantuan dana rehab dan rekonstruksi yang disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di kantor Kecamatan Parigi.Saat menerima uang di kantor kecamatan, kata dia, jumlah uang masih utuh Rp 10 juta, ditambah uang lauk pauk dan family kit. Setibanya di rumah, Rukman didatangi seorang bendahara pokmas dan meminta menyerahkan uang sebesar Rp 2 juta.

“Waktu itu saya baru datang ke rumah habis ngambil uang di kecamatan, belum juga duduk sudah disamperin bendahara pokmas. Katanya mau minta uang dua juta sesuai yang dibicarakan dulu waktu pendataan, untuk mengganti biaya selama rapat dan pendataan korban gempa,” tutur dia. “Saya sempat tanya kenapa nggak tadi saja waktu di kecamatan kalau mau dipotong? Eh malah bilang lebih baik di rumah saja. Dia juga bilang kalau ada yang nanyain atau survei ke sini (rumah), jangan bilang dipotong bilang saja diterima utuh. Jelas saja dalam hati saya bertanya-tanya ada apa ini?” tuturnya. Setelah uang diserahkan, dia tidak diberi kuitansi penerimaan uang.

Sebelumnya, menurut Rukman, rencana pemotongan bantuan memang sudah disampaikan pokmas jauh-jauh hari sebelum dana cair, yaitu pada saat pendataan dan survei. “Saya juga bingung baru didata kok sudah bilang nantinya akan dipotong dua juta,” tuturnya. Kata dia, warga lain di Kampung Karangjaya Desa Karangbenda juga mengalami hal serupa. Mereka diminta uang sebesar dua juta rupiah. Beberapa orang yang ia ketahui di antaranya Suhan, Iti, Ikah, Karnan, Pena dan Rosdi.

Saat dikonfirmasi, Suhan (70) mengaku menyerahkan uang sebesar dua juta rupiah kepada pokmas. “Bapak mah teu ngarti lah da dipenta nya dibere we, da ieu ge duit ti pamarentah (bapak nggak ngerti, diminta ya dikasih, ini juga uang dari pemerintah),” ungkap kakek yang sebagian rumahnya hingga kini belum diperbaiki karena kekurangan biaya.

Suhan menambahkan sisa uang yang kini diterimanya sebesar Rp 8 juta belum tentu bisa mencukupi biaya renovasi sebagian rumahnya yang ambruk dan retak akibat gempa. Namun ia bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan kepadanya.
Sementara putrinya, Nila (40), merasa tindakan tersebut tidak tepat. “Kalau misalnya kesadaran dari si korban untuk memberi sebagai tanda terima kasih tidak jadi masalah, tapi ini lain cerita. Kalau diminta menyerahkan uang harus jelas untuk apa uang tersebut, transparansinya mana? Masyarakat juga tidak bodoh,” tuturnya.

Saat dikonfirmasi, Bendahara Pokmas US mengakui menerima uang dari penerima bantuan, namun sifatnya tidak memaksa. “Memang saya menerima uang dari penerima bantuan, tapi sama sekali tidak ada paksaan, semua yang memberi seihklasnya sebagai imbalan terima kasih. Jumlahnya juga tidak dipatok harus berapa,” tuturnya.

Menurut US, hingga saat ini uang yang terkumpul sekitar Rp 9 juta dari 16 warga penerima bantuan dikampungnya. “Jujur saja uang tersebut belum digunakan masih ada di saya. Saya juga takut kalau jadi masalah, lebih baik dikembalikan saja,” ungkapnya. Rencananya uang tersebut akan digunakan untuk mengganti biaya-biaya selama rapat dan pendataan. “Yang mengurus kan juga butuh buat rokok, malahan orang desa juga sering nyindir, maenya euweuh rokok-rokok acan mah (masak nggak ada buat rokok),” tandasnya.

Ketika dikonfirmasi melalui telepon tadi malam, Camat Parigi Irwansyah mengaku kaget mendengar adanya pungutun terhadap korban gempa. Padahal pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh pihak termasuk pokmas maupun desa untuk tidak melakukan pemotongan terhadap dana yang telah dibagikan.

Terkait informasi tersebut, pihaknya akan melakukan tindakan tegas. “Besok (hari ini) saya akan cek kalau memang benar ada yang melakukan tindakan seperti itu (pemotongan terhadap dana yang sudah dibagikan), kami akan minta untuk segera dikembalikan,” tegasnya.

Sumber RadarTasikmalaya



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini