 
        Pangandaran,myPangandaran.com-Perwakilan Forum Bersama Laskar Merah Putih kemarin kembali mendatangi 
Water Park Pangandaran untuk meminta tanggapan atas tiga tuntutannya 
yang disampaikan pada Selasa (10/8). Namun karena manajemen water 
park masih berada di luar kota, hingga saat ini belum ada tanggapan 
mengenai tuntutan tersebut. Akhirnya, puluhan masa Laskar Merah Putih 
kembali balik arah.
“Kami mendapat informasi bahwa pihak pengelola 
masih di luar kota dan akan secepatnya memberikan tanggapan, katanya 
akan merapat ke markas kami di Bandung,” tutur Ketua Organisasi 
Kaderisasi Keanggotaan (KKO) Forum Bersama Laskar merah Putih H Wahidin 
kepada Radar, kemarin.Dikatakannya, saat ini pihaknya akan menunggu 
tanggapan dari pihak pengelola terlebih dahulu sebelum melakukan 
tindakan lebih lanjut.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Personalia 
Water Park Pangandaran Ade mengharapkan Forum Bersama Laskar Merah Putih
membuat surat tertulis terkait permasalahan yang diwacanakan. Hal ini 
untuk memudahkan penyampaian kepada atasannya.“Kebetulan yang 
dipercaya di sini (pengelola) sedang tidak ada, harapan kami pihak 
manapun yang ingin menyampaikan segala permasalahan diharapkan melalui 
surat tertulis, agar kami tidak salah menginformasikan ke atasan kami,” 
ungkapnya.
Namun, lanjut dia, saat ini tuntutan Laskar Merah Putih 
sudah disampaikan ke pengelola dan dalam waktu dekat akan segera 
ditanggapi. “Mudah-mudahan kalau beliau tidak ada halangan hari Kamis 
(sudah ada jawaban),” terangnya.Sementara warga di sekitar water 
park meminta pihak pengelola memperhatikan keinginan warga untuk 
berjualan di dalam kawasan water park, keberlanjutan atas pembangunan 
jalan desa menuju laut serta pertanggungjawaban atas berkurangnya sumber
air tanah saat musim kemarau akibat pengeboran pihak water park.
“Dulu
yang menandatangani dan menyetujui adanya water park di sini itu warga 
lingkungan, tapi kenapa tidak ada timbal baliknya sama warga, mau jualan
di dalam saja dilarang. Padahal lahan di sana sangat luas. Kalaupun 
warga harus menyewa jongko misalnya pasti mau,” ungkap H Muhammad Denan,
warga RT 04/01 Dusun Karangsari Desa Putra Pinggan, 
kemarin. 
Padahal, lanjut dia, aktivitas wahana rekreasi air tersebut
kerap mengganggu warga sekitar seperti musik yang terus terdengar 
sepanjang siang hari tak mengenal waktu.Hal senada diungkapkan 
Suryana, tokoh masyarakat setempat. Kata dia, jalan desa menuju laut 
yang dialihkan karena lahannya digunakan water park hingga kini belum 
juga diselesaikan. Sehingga, akses warga ke pantai sulit.
Selain itu,
kata dia, jika musim kemarau sumber air semakin berkurang akibat 
pengambilan air dari bawah tanah oleh pihak water park. “Kami 
berharap perusahaan memperhatikan kami rakyat kecil. Hasil musyawarah 
dulu yang dilakukan di desa dengan warga alangkah baiknya dipenuhi, 
seperti bantuan air, kompensasi ke desa, akses jalan ke pantai dan 
kesepakatan lain,” ujarnya
Sumber RadarTasikmalaya
