Pangandaran,myPangandaran.com-Banyaknya tabung gas berukuran 3 kilogram yang meledak membuat sebagian
warga Ciamis Selatan waswas. Tak heran itu, sebagian warga kini memilih
menjual kembali tabung gas pemberian pemeritah itu. Untuk keperluan
memasak, mereka memilih menggunakan tungku.Euis (36), warga Dusun
Kamurang Desa Babakan Kecamatan Pangandaran mengaku takut menggunakan
kompor gas setelah banyak kejadian tabung gas meledak. “Jujur saja saya
takut, mendingan pakai hawu (tungku) saja, lebih aman,” tutur dia kemarin.
Dia menambahkan saat ini tabung gas tiga kilogram
yang didapatkannya dari program konversi minyak tanah tak lagi
digunakan. Sekarang, perempuan yang hidup sendiri, itu menggunakan kayu
bakar. Untuk mendapatkan kayu bakar, selain mencari sendiri di
sekitar rumahnya, Euis membeli seharga Rp 5.000 per ikat. “Kalau nggak
ada ranting ya terpaksa beli,” tuturnya. Hingga saat ini, lanjutnya, di
Pangandaran masih banyak yang jual kayu bakar.
Walaupun memasak
dengan tungku lebih tenang, namun cukup merepotkan. Selain membutuhkan
waktu untuk menyalakannya, asap dari tungku membuat dinding rumah
menjadi kotor.Hal serupa juga dilakukan Enjum (29), warga Desa
Cibanten Kecamatan Cijulang. Saat ini ia lebih memilih menggunakan
tungku, bahkan kompor dan tabung gas 3 Kg miliknya dijual seharga
seratus ribu rupiah ke tetangganya. “Habis nggak dipakai, daripada rusak
mendingan saya jual,” tuturnya.
Banyaknya warga yang beralih ke
tungku menguntungkan para penjual kayu bakar. Seperti Ujang, salah
seorang warga Desa Putra Pinggan, saat ini ia menjual 10 hingga 15 ikat
kayu bakar dalam sehari. Sebelumnya, ia hanya menjual rata-rata 5 ikat
sehari.
Sumber PikiranRakyat