Pangandaran,myPangandaran.com-Tarif perusahaan daerah air minum (PDAM) di setiap daerah berbeda-beda.
Hal ini disebabkan biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan
bergantung dari keadaan daerah masing-masing. Kenaikan tarif di
beberapa PDAM selalu juga sering menjadi dilema. Di satu sisi,
perusahaan membutuhkan dana untuk mengimbangi beban biaya produksi. Di
lain sisi, masyarakat menjadi terbebani dengan tarif baru.
Menyikapi
permasalahan tersebut, DPD Persatuan Perusahaan Air Minum Indonesia
(Perpamsi) Jabar berencana membahas regional tarif dalam Musyawarah
Perusahaan Air Minum Daerah (Mapamda) yang berlangsung kemarin hingga
hari ini. Ketua DPD Perpamsi Jabar yang juga Dirut PDAM Tirta
Sukapura, Tasikmalaya Atang Kardian menjelaskan agenda musyawarah empat
tahunan tersebut adalah memilih kepengurusan DPD Perpamsi Jabar yang
baru dan membahas beberapa permasalahan terkait hambatan untuk
mewujudkan cita-cita Jabar ngocor 2015.
Menurutnya, kesulitan air
baku, pendanaan, manajemen keuangan dan tingkat kehilangan air menjadi
permasalahan mendasar yang harus segera dicari solusinya. “Mudah-mudahan
dalam Mapamda ini, dihasilkan beberapa solusi yang tepat untuk
mengatasi semua permasalahan, juga terbentuk kepengurusan yang solid,”
tuturnya.Menyikapi rencana PDAM Tirta Galuh untuk menaikkan tarif
hingga seratus persen, Atang mengatakan rencana tersebut dirasakan wajar
mengingat beban biaya produksi PDAM Tirta Galuh cukup tinggi.
“Di
daerah Ciamis, rata-rata sumber bahan bakunnya sulit karena tidak
memiliki sumber air dari pegunungan seperti di daerah Tasikmalayan
ataupun Kuningan, sehingga harus menggunakan tenaga pompa yang besar
untuk mengalirkan air. Dengan begitu beban listrik akan semakin besar,”
jelasnya. Sementara PDAM sendiri dikenakan tarif listrik industri.
Sementara
itu, konsumen PDAM merasa keberatan dengan rencana kenaikan tarif.
“Jelas nggak mau lah, sekarang saja sembako sudah mahal, masak air juga
ikut-ikutan mahal. Kasihan orang kecil,” tutur Popon, salah seorang
pedagang asin di RT 04/02 Desa Pangandaran. Hal senada juga
diungkapkan Tedi, warga Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih. Menurutnya,
PDAM harus memikirkan pelayanan dulu sebelum menaikkan tarif. Hingga
saat ini suplai air kadang tidak stabil dan sering macet. Kualitas
airnya pun masih jelek. “Bayangin saja kalau hujan sedikit saja, air
keruh,” tuturnya
Sumber RadarTasikmalaya