Pangandaran,myPangandaran.com-Hujan deras yang sering terjadi di kawasan Pangandaran menyebabkan
beberapa sungai mengirim sampah ke laut Pangandaran. Di antaranya Sungai
Cikidang, Putrapinggan dan Citanduy. Akibat banyaknya sampah itu,
pantai Pangandaran tampak kotor. Puluhan jaring milik nelayan penangkap
udang karang di Pantai Timur rusak. Kehadiran sampah juga menambah
pekerjaan nelayan. Karena, mereka harus meluangkan waktu untuk
membersihkan jaring.
“Terpaksa saya harus ngubit sampah, (jaring,
red) mau dibuang saya nggak kebeli lagi jaring yang baru, hasil
tangkapan juga lagi kosong,” ungkap Jumanto (27) nelayan asal Bojongjati
Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran kemarin.Hal serupa dialami
Budi (29) nelayan asal Pasar Wisata Pangandaran. Kata dia, jaringnya
rusak gara-gara sampah. Sebelum banyak sampah laut serta gelombang
tinggi hasil tangkapan mulai banyak. Namun sejak cuaca buruk plus banyak
sampah, udang karang makin langka dan sulit ditangkap. Setiap kali
memasang jaring hanya sampah yang nyangkut.
Ditemui terpisah,
Suherman, ketua Kelompok Masyarakat Peduli Pariwisata (KMPP) Pangandaran
berharap warga di sekitar bantaran sungai tidak membuang sampah ke
sungai dan segera menghentikan kebiasaan membuang sampah sembarangan. “Membuang
sampah ke sungai itu dampaknya sangat buruk. Pertama menyebabkan banjir
karena menghambat aliran sungai. Kalau sampai ke laut belum selesai
permasalahan karena ekosistem laut seperti karang dan ikan akan
terganggu. Aktivitas nelayan juga terganggu,” ungkapnya.
Sebagian Nelayan Berhenti Melaut
Hingga kemarin gelombang tinggi disertai angin timur masih berhembus
kencang di Pantai Timur Pangandaran. Akibatnya, sebagian nelayan enggan
melaut.Kondisi perairan yang buruk dan cuaca yang tidak bersahabat,
menurut para nelayan sangat berisiko terhadap keselamatan jiwa. Juga
mempengaruhi hasil tangkapan. “Kami masih menunggu sampai cuaca membaik,
baru melaut lagi. Percuma saja melaut, hasil tangkapannya juga kurang,”
ungkap Edi, seorang nelayan asal Desa Babakan Kecamatan Pangandaran.
Kemarin,
sebagian nelayan lebih memilih memperbaiki jaring maupun perahu yang
rusak akibat hempasan ombak. Ada juga yang beralih mencari pekerjaan
lain seperti menarik becak, bertani atau menjadi tukang ojek. Seperti
dilakukan Yanto (39) nelayan asal Pangandaran. Untuk menghidupi
keluarganya, dia menarik becak di kawasan Pantai Pangandaran.
Pantauan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), sentral penjualan ikan termasuk
di pasar-pasar tradisional di Pangandaran, Parigi hingga Cijulang,
terjadi kelangkaan pasokan. Akibatnya, harga ikan melonjak naik. “Ikan
sekarang lagi sulit, jadi kalau ada pun harganya malah,” ungkap Yayu
(38), salah seorang penjual ikan di Pasar Tradisional Pangandaran , kemarin.
Sebagian pedagang ikan dan pemilik restoran mengaku
saat ini mendapatkan pasokan ikan dari luar daerah seperti Cilacap,
Cirebon dan Jatim. “Biasanya ada yang ngirim, kalau mengandalkan dari
sini (Pangandaran, red) nggak akan terpenuhi, apalagi kalau pengunjung
lagi banyak,” ujar Desi, salah seorang pengelola restoran seafood.
Sumber RadarTasikmalaya