Pangandaran,myPangandaran.com-Penerbangan Noto Cipto Nartomo bersama Panji Goenawan dengan pesawat
Trike P-KS 135 ke Pangandaran Sabtu lalu (3/7/2010) untuk membantu
kegiatan klub motor Harley Davidson. Noto bertugas untuk menyebarkan
pamflet lewat udara."Katanya mau nyebarin pamflet lewat udara
di kegiatan klub Harley Davidson," ujar Anna Rochana Handayani (50),
istri Noto kepada wartawan di Lanud Sulaeman, Jalan Terusan Kopo,
Selasa (6/7/2010).
Menurut Anna, suaminya memang seringkali
membantu kegiatan institusi atau organisasi. Bahkan di tempatnya
bekerja, PT Telkom Tbk. "Misalnya saat acara tertentu, ia membantu
mengibarkan spanduk saat kegiatan berlangsung menggunakan pesawat di
udara," jelasnya.Bahkan, tutur Anna, Noto pernah terbang
menggunakan pesawat jenis trike ke Kediri. "Dulu bapak pernah
mengibarkan spanduk Porseni dari Malang ke Kediri menggunakan pesawat.
Kalau ga salah, itu jarak terjauh bapak menggunakan pesawat," ungkapnya.
Pesawat
yang diawaki Noto dan Panji lost contact saat pulang dari Pangandaran
menuju Lanud Sulaeman pada Minggu (4/7/2010) siang. Hingga hari ini,
pencarian pesawat maupun awak masih nihil.
Istri Baru Tahu Kabar Minggu Malam
Kabar pesawat jenis trike Pks-135 mengalami kecelakaan ternyata baru
sampai ke telinga istri Noto Cipto Nartomo, Anna Rochana Handayani
(50), Minggu (4/6/2010) malam sekitar pukul 20.30 WIB. Anna justru tahu
kabar tersebut dari Reni, isteri Panji Goenawan, yang menjadi co-pilot
pesawat Trike yang kini hilang.
"Saya tahunya dari isterinya
Panji. Katanya dua awak pesawat lost contacts dan belum diketahui
keberadaannya," ujar Anna kepada wartawan, di Lanud Sulaeman, Selasa
(6/7/2010).Sebelum mendengar kabar tersebut, Anna mengaku
khawatir dengan kondisi suaminya. Sebab hingga pukul 19.00 WIB tidak
ada kabar sama sekali.
"Biasanya kalau mau pulang, bapak suka
sms dulu, minta dijemput di Lanud Sulaeman. Tapi sampai malam tidak ada
kabar," ungkapnya. Hal itu berbeda dari biasanya. Namun, ia
hanya bisa menunggu kabar di rumahnya. Hingga akhirnya, Reni memberi
tahu kabar buruk tersebut.
Setahu Anna, suaminya itu dijadwalkan pulang ke Bandung dan mendarat di Lanud Sulaeman pada hari minggu. "Biasanya
yang mengantar dan menjemput ke Lanud Sulaeman memang saya. Bapak kan
enggak bawa mobil. Makanya dia selalu minta dijemput," katanya. Anna
menambahkan, dirinya tidak melihat suaminya melakukan penerbangan.
Sebab ketika mengantar suaminya dan tiba di Lanud Sulaeman pukul 05.30
WIB, dirinya kembali pulang.
"Ya, itu terakhir saya ketemu bapak. Saya enggak lihat bapak terbang," ungkapnya. Lebih
lanjut dia menuturkan, malam sebelum berangkat, Noto tidur pukul 22.00
WIB. Ia bangun sekitar pukul 04.00 keesokan harinya untuk melakukan
persiapan dan segala macamnya. "Katanya biar fit. Istirahatnya harus
cukup," ungkapnya.
Menurut Anna, Noto memang dikenal teliti dan
terencana jika akan melakukan kegiatan. Anna juga mengenal sosok Noto
memiliki jiwa petualang. "Sejak masih muda, bapak memang suka
berpetualang dan suka tantangan. Terakhir dia aktif di Federasi Aero
Sport Indonesia (FASI) Jabar," katanya.
Sumber Detik.com