Pangandaran,myPangandaran.com-Beberapa bulan terakhir ini, pembuat film (sineas) kembali tertarik
menjadikan kawasan Pangandaran sebagai lokasi pembuatan film maupun
sinetron. Sekarang saja dua rumah produksi asal Jakarta sedang membuat
film di kawasan Cagar Alam dan Cijulang.
Willy (62), salah seorang
pimpinan produksi, mengatakan dipilihnya Pangandaran sebagai lokasi
syuting karena objek wisata andalan Jabar itu merupakan salah satu
tempat syuting favourit untuk film-film yang mengandalkan panorama alam
seperti hutan, perbukitan dan pantai.“Sejak tahun 80-an hingga
tahun 90-an, Pangandaran sangat dikenal sebagai lokasi syuting
film-film kolosal. Semua seting tempat di sini (Pangandaran) ada mulai
dari hutan, pantai, perbukitan sampai perkampungan juga ada. Makanya,
hampir sebagian besar PH (production house) film laga kolosal dulu
syuting di Pangandaran,” ungkapnya.
Namun, lanjut dia, sejak bioskop
di Indonesia mulai vakum, banyak rumah produksi gulung tikar. Ditambah
lagi dengan krisis moneter tahun 1997 yang sangat berdampak terhadap
dunia perfilman di Indonesia.“Rumah produksi yang masih bertahan
berpikir bagaimana caranya syuting dengan biaya murah. Makanya dulu
Pangandaran sempat ditinggalkan dan lebih memilih kawasan yang lebih
dekat seperti kawasan Cibubur dan Studio Alam Depok, karena dinilai
jarak tempuh lebih dekat sehingga tidak makan biaya besar,” tuturnya.
Hal
senada diungkapkan Roni, salah seorang sutradara. Menurutnya
Pangandaran sangat mendukung untuk dijadikan lokasi syuting film-film
yang tidak hanya menjual artisnya tapi menjual latar atau keindahan
tempat. Dikatakannya, kondisi dunia perfilman yang saat ini mulai
bangkit menjadi salah satu faktor beberapa lokasi syuting terbaik
seperti Pangandaran mulai kembali dilirik.
“Saya kira sekarang film
kembali bagus. Walaupun bioskop masih jarang namun penontonnya juga
semakin banyak karena mereka memang rindu sama film-film Indonesia yang
tentunya berbeda konsep dengan sinetron,” tuturnya.Banyaknya rumah
produksi yang syuting di Pangandaran membuat pelaku wisata seperti
fotografer dan penjual makanan ketiban rejeki. Syuting juga menaikkan
tingkat kunjungan wisatawan. “Biasanya banyak pengunjung yang ingin
foto sama artis, alhamdulillah saya bisa kebagian rejeki,” tutur Elan
(36), salah seorang fotografer wisata.
Sumber RadarTasikmalaya