Keluarga Korban Pembacokan Kiai Masih Trauma


Keluarga Korban Pembacokan Kiai Masih Trauma

Parigi, myPangandaran.com - Sul, pelaku pembacokan dua anggota keluarga KH Ali Azis, mulai bisa menenangkan dirinya. Untuk itu, kemarin, ia mulai menjalani pemeriksaan di Mapolsek Parigi. “Sekarang borgol di tangan dan kakinya sudah kami lepas. Dia (pelaku) juga sudah bisa dimintai keterangan,” ungkap Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Parigi AKP Musa.

Dalam pemeriksaan, sambung kapoksek, pelaku mengaku menyesali tidakannya pada Sabtu dini hari lalu. “Kepada kami dia mengaku menyesali perbuatannya,” terang perwira dengan tiga balok di pundak tersebut , kemarin.Motif pelaku membacok keluarga ketua MUI Desa Cintaratu, lanjut kapolsek, karena merasa kesal terhadap KH Ali Azis yang sering menasehatinya. “Sasaran sebetulnya KH Ali Azis, ulama yang sering memberikan ceramah di masjid. Namun saat si pelaku masuk ke dalam rumah, tidak menemukan KH Ali, jadi melampiaskan kekesalannya kepada orang yang ada,” tuturnya.

Warga menduga pelaku dalam pengaruh narkoba saat melakukan aksi penganiayaan dan percobaan pembunuhan tersebut. “Pelaku memang sering mabuk, semua warga juga sudah pada tahu tingkah lakunya, saya curiga dia juga minum pil kemarin (Sabtu),” ujar Ai (32), salah seorang kerabat korban.Dikatakannya, tindakan bringas pelaku merupakan kali kedua. “Dulu juga pernah membacok warga, malah sempat dipenjara, tapi kayaknya ditebus pihak keluraganya,” ungkap dia.

Saat ini, kata dia, keluarga serta warga Desa Cintaratu Kecamatan Parigi sangat resah bila Sul dibebaskan. Pasalnya jika sedang kumat, Sul tidak segan-segan melakukan aksi anarkis. “Dia mah edan eling, kadang normal kadang stres, mungkin karena pengaruh obta-obatan,” sambung Ai. Hingga saat ini, kata dia, kondisi KH Ali Aziz juga terlihat masih shock. “Paman saya masih sering melamun, sepertinya beliau trauma sama kejadian kemarin,” tuturnya.

Terkait tudingan warga, pihak kepolisian belum bisa memberikan kepastian, apakah pelaku mengalami gangguan jiwa atau tidak. “Kalau secara medis belum bisa dipastikan karena harus menjalani proses pemeriksaan medis, tapi secara tingkah laku memang sedikit berbeda dan seperti yang memiliki gangguan jiwa,” tutur AKP Musa.  Sementara itu Ina (33), korban pembacokan yang kemarin durujuk ke RSU Ciamis kembali harus dirujuk ke RSU Purwekerto karena luka di paha kanannya  sangat parah. Sabetan golok mengenai tulang. “Kata dokter di (RSU) Ciamis tidak ada spesialis tulang, jadi harus dibawa ke Purwekerto,” tutur Dede, suami korban.

Namun, lanjut dia, karena faktor biaya saat ini Ina dibawa ke pengobatan alternatif terlebih dahulu di Rawa Apu, Cilacap, Jawa Tengah. “Katanya kalau ke (RSU) Purwokerto, minimal kami harus pegang uang dua puluh lima juta, uang dari mana, sekarang kami coba bawa ke alternatif dulu, mudah-mudahan ada kemajuan,” tuturnya.

Dede juga terpaksa menitipkan anaknya yang baru berusia enam bulan kepada kerabatnya. Sementara Iin (28), adiknya, sudah diizinkan pulang dari Puskesmas Parigi dan saat ini berada di rumahnya. “Kondisi Iin sudah membaik dan bisa pulang, nanti tinggal berobat jalan saja,” ungkap Tini, Kepala Puskesmas Parigi kemarin.

Sumber RadarTasikmalaya



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini