Cijulang, myPangandaran.com - Sebuah pesawat trike PKS berpenumpang dua orang dikabarkan hilang di
sekitar Gunung Wayang atau Sentosa Pangalengan, di selatan Bandung,
Ahad (4/7) petang. Pesawat tersebut dalam penerbangan dari lapangan
udara Nusawiru, Pangandaran, menuju lapangan udara Sulaeman, Bandung. Kepala
Polres Bandung Ajun Komisaris Besar Hendro Pandowo membenarkan adanya
informasi pesawat hilang tersebut. "Kabarnya pesawat itu loss contact
di sekitar Gunung Wayang. Titiknya (kalau pesawat jatuh atau mendarat
darurat) belum diketahui," kata dia saat dihubungi, Ahad (4/7) malam.
Hendro mengatakan pihaknya bersama anggota tentara dan warga setempat
melakukan pencarian di hutan sekitar gunung tersebut. Namun, karena
faktor cuaca dan gelapnya malam, pencarian oleh polisi dihentikan dulu.
"Pencarian dilanjutkan besok pagi," kata dia.
Sementara itu
sumber di TNI Angkatan Udara menyebutkan pesawat yang terbang sore tadi
dari Nusawiru menuju Sulaeman adalah dua pesawat trike PKS, yakni PKS
201 yang dikemudikan Ivan dan Anwar serta PKS 135 dengan pilot Noto dan
Panji. Sekitar petang tadi, Pesawat PKS 201 berhasil
mendarat di Sulaeman. "Sedangkan PKS 135 dikabarkan hilang kontak di
sekitar Gunung Wayang/Sentosa Pangalengan S 07 15’ 03.5" E 107 38’
08.9"," kata sumber itu melalui pesan pendek.
Pesawat ringan jenis Trike yang hilang di Pangandaran, Minggu siang
adalah sebuah pesawat ringan (microlight), hasil modifikasi dari
gantole yang dilengkapi mesin. Meskipun di Indonesia masih tergolong
agak langka, trike cukup populer di beberapa negara Barat sana. Saat
ini, komunitas penggemar trike tergabung dalam wadah Federasi Aero
Sport Indonesia (FASI) Bidang Microlight.
Di Indonesia, tak kurang 70 buah pesawat trike tersebar di beberapa pusat komunitas penggemar aero sport seperti Cibubur Jakarta, Lido Bogor, atau Pangkalan Udara (Lanud) Sulaiman yang terletak di Kec. Margahayu Kab. Bandung.
Dari sekian banyak pesawat trike yang ada di tanah air, komunitas penggemar trike di Lanud Sulaiman adalah yang terbesar dengan habitat paling banyak yakni 20 trike lebih.
Berbagai jenis pesawat trike yang ada di Indonesia saat ini adalah impor dari Ukraina, Australia, Prancis, serta Afrika Selatan. Hampir semua pesawat menggunakan mesin rotax dengan bahan bakar bensin.
Perawatan pesawat ini relatif lebih mudah dibandingkan pesawat lain pada umumnya. Bahkan, perawatan trike sama halnya dengan merawat mobil biasa. Banyaknya orang yang tertarik dalam "pergaulan" di udara dengan menggunakan trike karena pesawat ini tergolong sangat aman.
Di beberapa negara maju, fungsi trike telah dikembangkan menjadi pesawat untuk pemupukan lahan pertanian, patroli udara untuk kepentingan pemantauan lalu lintas maupun patroli hutan, foto udara, serta alat untuk berpromosi seperti menarik banner atau menyebarkan selebaran kepada masyarakat.
Penggunaan pesawat trike, jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan pesawat kecil biasa atau bahkan helikopter. Beberapa pilot trike juga mengaku, mengendarai trike dan berkeliling di udara telah membuat mereka lebih sehat dibandingkan sebelumnya.
Cuaca pagi hari, memang sangat ideal untuk penerbangan karena kondisi angin tak terlalu kencang seperti siang atau sore hari