Pangandaran,myPangandaran.com-
Lebih dari enam bulan ribuan nelayan Pangandaran dan sekitarnya di Kabupaten Ciamis mengalami paceklik. Akibatnya, situasi perekonomian di daerah pesisir selatan semakin memprihatinkan.
"Kondisi paceklik panjang ini harus dikaji oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kab. Ciamis, apa yang menjadi penyebabnya. Saya sendiri melihat salah satu faktor penurunan produksi ikan laut itu karena alat tangkap tidak ramah lingkungan," kata Bupati Ciamis Engkon Komara, Senin (7/6) ketika membuka Musyawarah Cabang V HNSI Cabang Kab. Ciamis di Pangandaran.
Hadir pada kesempatan itu Wakil Ketua HNSI Jawa Barat Slamet Arifin, Ketua DPRD Kab. Ciamis Asep Roni N., Ketua HNSI Ciamis Jeje Wiradinata, dan 105 pengurus HNSI tingkat kecamatan dan desa.
Jumlah rumah tangga nelayan 3.826 se-Kab. Ciamis. Sedangkan jumlah perahu 1.846 dengan ukuran di bawah 5 gross ton. Rata rata produksi 1.231 ton, sedangkan 2008 sebanyak 1.997 ton. Panjang pantai 91 km, fishing ground seluas 682 km2, dan potensi lestari 15.486 ton/th.
Seorang nelayan Pangandaran, Utan (48) mengatakan, sebagian besar nelayan tidak melaut. Alasannya karena hasil tangkapan menurun.
"Kesulitan yang kami rasakan sangat berat karena sudah enam bulan ini tangkapan menurun terus," katanya.
Hal serupa dikatakan Apud Krisna, nelayan Bagolo, Kec. Kalipucang. Dalam sebulan, katanya, rata rata hanya empat hingga lima kali ke laut. "Karena paceklik, ke laut jadi jarang," kata Apud yang juga Sekretaris HNSI Kec. Kalipucang.
Petugas lelang ikan Pangandaran Ade Sadli mengatakan, sudah enam bulan lebih hasil tangkapan ikan menurun. Oleh karena itu, ikan yang masuk ke tempat pelelangan minim sekali. "Seperti Mei, nilai lelang ikan hanya Rp 25 juta. Padahal dalam kondisi normal mencapai Rp 400 juta," katanya.
Bupati Engkon Komara me-nyarankan agar HNSI Ciamis melakukan studi banding ke daerah lain untuk atasi masalah paceklik panjang. Termasuk kemungkinan penambahan kapal yang besar untuk nelayan agar jangkauan menangkap ikan lebih luas atau jauh.
Sementara itu, Ketua HNSI Ciamis Jeje Wiradinata me-ngatakan, paceklik panjang merupakan masalah serius dihadapi nelayan Pangandaran dan sekitarnya. Apalagi sekarang kondisinya semakin panjang sehingga menuntut keseriusan HNSI untuk melakukan kajiannya.
Namun, Jeje berharap ada perguruan tinggi yang mau turun ke Pangandaran dan sekitarnya untuk meneliti masalah paceklik ini. Dengan demikian ada hasil kajian ilmiah yang bisa menjadi acuan bersama untuk perbaikan nelayan Ciamis selatan.
"Memang banyak masalah yang harus diselesaikan, seperti alat tangkap yang masih tradisional sehingga tidak bisa menangkap ke laut jauh. Lalu, perbaikan ekosistem dan alat tangkap yang ramah lingkung-an," katanya.