Kalipucang, myPangandaran.com -
Sedikitnya 105 hektar sawah di wilayah Kecamatan Kalipucang, Padaherang dan sekitarnya mengalami puso gagal tanam. Hal tersebut diakibatkan adanya banjir akibat meluapnya Sungai Citanduy, yang sampai sekarang masih menggenangi areal persawahan.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Ciamis Endang Supardi, didampingi Kabid Produksi Yayat Rudayat mengungkapkan hal itu, Senin (17/5). Dikatakan, akibat terjadinya gagal tanam yang disebabkan oleh banjir, maka petani mengalami kerugian berupa benih padi serta waktu tanam.
"Biasanya kawasan yang kena banjir itu bisa berlangsung hingga lebih dari dua minggu. Saat ini petani sudah menanam benih, sehingga dengan adanya banjir tanaman bisa dipastikan akan mati. Artinya petani mengalami gagal tanam, sehigga harus menunggu waktu lagi untuk kembali menanam," tuturnya.
Untuk membantu meringankan petani, lanjutnya, pemerintah telah mempersiapkan bantuan berupa benih padi. Hanya saja tidak semua areal persawahan mendapatkan bantuan benih. Tahun 2010 bantuan benih untuk 7.000 hektar sawah, di antaranya 1.000 hektar untuk padi hibrida dan 500 hektar benih padi gogo.
"Petani yang sebelumnya telah mendapat bantuan, tidak lagi menerima. Sebab waktu itu sudah diperingatkan agar benih yang bantuan ditanam pada masa yang tepat. Jika benih bantuan ditanam sekarang atau bukan waktu yang tepat, kemudian puso, maka tidak mendapat benih bantuan lagi," jelas Endang.
Akibat banjir beberapa waktu lalu, ungkapnya, 300 hektar areal persawahan yang sebagain besar di Ciamis selatan puso. Saat itu pemerintah pusat menyalurkan bantuan sebanyak 1,6 ton. Sebagian besar bantuan untuk petani di Kecamatan Padaherang dan Kalipucang.
Lebih lanjut dikatakan, dalam kondisi gagal tanam, maka tidak bisa diprediksi berapa kerugian atau kehilangan produksi. "Untuk menghitung produksi, hanya bisa diperkirakan pada saat tanaman sudah mengeluarkan malai," kata Endang seraya menambahkan rata-rata produksi di wilayah Padaherang dan Kalipucang hanya 6,5 ton per hektar.
Disebutkan target produksi tahun 2010 ada penambahan sekitar 35.000 ton. Target total produksi tahun ini mencapai 756.000 ton atau lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 721.195 ton
Sumber PR