Kondisi Air Pangandaran Diteliti


Pangandaran,myPangandaran.com-

Kawasan wisata Pangandaran, Kabupaten Ciamis, menjadi objek kajian tentang dampak lingkungan, khususnya mengenai limbah cair domestik. Penelitian tersebut salah satunya dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan maupun masyarakat Pangandaran.


"Penelitian sudah dimulai sejak bulan Agustus 2009 sampai dengan November 2009. Hasilnya masih dalam proses kajian," ungkap Sekretaris Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Wawan Setiawan, didampingi Kasubdit Amdal dan Teknologi Lingkungan Bidang Tata Kelola Dadan Wiadi, Senin (2/11), di ruang kerjanya.


Nantinya, lanjut Dadan, hasil kajian tersebut juga akan memuat rekomendasi cara pengelolaan limbah dan berbagai hal terkait dengan persoalan yang diteliti. Disebutkan sumber data yang dijadikan sebagai acuan berasal dari Dinkes, Bappeda, Disbudpar, Dinsosnakertrans, PHRI, Camat, dan instansi terkait lainnya.


Dia mengungkapkan, penelitian dilakukan di kawasan yang dekat dengan pantai, seperti hotel, restoran, termasuk kawasan rumah makan Talanca serta fasilitas umum lain yang jaraknya paling dekat dengan pantai. Objek yang diteliti, di antaranya saluran pembuangan air limbah rumah tangga, sumur, tempat pelelangan ikan (TPI), hotel, restoran, dan lainnya.


Salah satu yang diteliti, ungkapnya, menyangkut kondisi air. Penelitiannya menyangkut sisi fisik seperti tingkat kekeruhan, warna dan penelitian kimia, di antaranya menyangkut bakteriologi, BOD dan COD.


"Dari hasil penelitian itu nantinya disusul dengan rekomendasi menyangkut pengelolaan limbah cair dan lainnya. Dari sisi pariwisata juga bertujuan untuk memberikan rasa kenyamanan," tuturnya.


Dikatakan, penelitian menyangkut limbah cair domestik tersebut tidak berbenturan dengan kegiatan lain yang juga melakukan penataan kawasan wisata Pangandaran. Misalnya dengan UNWTO.


"Justru kalau ditilik lebih rinci, ada kesamaan dalam pengelolaan lingkungan," kata Dadan.


Sementara itu, baik Dadan maupun Wawan juga menolak untuk mengungkapkan hasil kajian. Hal tersebut baru akan dipaparkan setelah seluruh bidang pekerjaan selesai dilaksanakan. "Hasil penelitian belum bisa diungkap dulu. Nanti kalau semuanya sudah selesai, baru dipaparkan," ujarnya.


PHRI


Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Ciamis Adang Hadari, mengakui sebagian anggotanya masih membuang limbah cair, terutama bekas cucian, ke saluran umum. Sementara sebagain lainnya membuangnya ke dalam septic tank masing-masing.


"Sebagian ada yang membuang limbah ke septic tank, tetapi sebagian lainnya membuang di saluran yang tersedia, saluran umum seperti yang ada di Kalen buaya. Hanya saja limbah yang dibuang di saluran umum itu hanya bekas cucian saja," tuturnya.


Saluran air tersebut, ada yang terhubung dengan aliran sungai. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan dapat merembes ke pantai.


Pihaknya juga berharap agar segera dilakukan pembenahan saluran air atau drainase dari satu tempat ke tempat lain. Dengan demikian, nantinya akan ada saluran pada tiap jalur.


"Masih banyak saluran yang belum saling tersambung. Jika semuanya sudah tertata, penanganan limbah cair juga dapat lebih mudah," ujarnya.



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini